Tim Budi daya lobster Bandar Laut Dunia Grup (BALAD Grup).
Situbondo, Bhirawa
Khalilur R. Abdullah Syahlawiy atau akrab di sapa Jih Lilur kembali memulai bisnis besar yakni usaha budidaya Lobster yang bernama
Tim Budi Daya Lobster Bandar Laut Dunia Grup (BALAD GRUP). Mereka adalah Tim Budi Daya Lobster PT. Bandar Laut Dunia Grup dan berangkat Senin, 9 September 2024 pukul 22.30 WIB dari Pelabuhan Jangkar Situbondo Jawa Timur menuju Pelabuhan Lembar Lombok Barat NTB. “Mereka menempuh 11 Jam Perjalanan,” kupas Jih Lilur, Selasa (10/9).
Masih kata Jih Lilur, tim tersebut akan belajar budi daya lobster di Kabupaten Lombok Timur NTB, setelah sebelumnya sebanyak 4 orang melanjutkan belajar budi daya Lobster di Vietnam. Mereka ber-9, ujar Jih Lilur, mengendarai 3 Mobil disopiri 3 Sopir dan 9 Orang Tim Balad Grup bersama 3 Sopir yg naik Kapal dari Pelabuhan Jangkar Situbondo Jawa Timur. Ii semuanya adalah orang asli Situbondo. Mereka para Pemuda Harapan Masa Depan Situbondo,” tandas Jih Lilur seraya mengakui mereka berencana berbudi daya Lobster di Gugusan Teluk Kangean Sumenep Madura Jawa Timur.
Jih Lilur melanjutkan, rencana Populasi Lobster yg akan mereka pelihara secara bertahap sebanyak 10.000.000 Ekor Lobster selama Setahun. Rencana Investasi Budi Daya mereka, beber Jih Lilur, memasang 200 Blok Keramba Per Blok Keramba berisi 50.000 Ekor; 1 Blok Keramba berisi 150 Keramba dan 1 Keramba berisi 333 – 350 Ekor Lobster. “Selanjutnya Harga 1 Blok Keramba sekitar 750 juta; Harga 200 Blok Keramba
Rp. 150.000.000.000; Harga Pengadaan Bibit Lobster dengan Asumsi per Ekor Rp.10.000 × 10.000.000 = Rp. 10.000.000.000,” ulas Jih Lilur.
Masih kata Jih Lilur, selanjutnya yang diperlukan Biaya Pakan, obat-obatan serta biaya perawatan lainnya selama 1 Tahun Masa Piara per 1 Ekor Lobster adalah Rp. 500.000 per Ekor; Total Biaya Per Ekor masa Piara 1 tahun utk 10.000.000 Ekor adalah Rp. 500.000 × 10.000.000 =
Rp. 5.000.000.000.000 dan Lokasi Budi Daya adalah Gugusan Teluk di Pulau Kangean Sumenep Jawa Timur dg luas Total 250 Ha serta Biaya Pengadaan Aset. “Juga diperlukan 2 Unit Kapal Angkut Pakan dan Penumpang
Rp. 10.000.000.000 / 5 Miliar per Kapal; 400 Sampan sebagai Transportasi di dalam area budi daya (200 blok keramba) dan 50 Perahu transportasi dari Mess ke Area Budi Daya.”Lalu sebanyak 10 Mess Karyawan di Lokasi Budi Daya Rp10.000.000.000,” tutur Jih Lilur.
Jih Lilur kembali memastikan, juga ada jumlah Karyawan per Blok Keramba sebanyak 7 Orang; Jumlah Karyawan di 200 Blok Keramba 7×200 Total Karyawan Perawat Lobster dan Keramba adalah 1400 Orang; Gaji Karyawan Dua Kali UMR Kabupaten Setempat dan 100 Orang Keamanan. Selanjutnya, tambah dia, Diperlukan Jumlah Dana; Jumlah Aset; Jumlah Karyawan. “Nantinya akan dikelola 9 Orang ini dibantu Manajemen BALAD GRUP di Kantor Graha Pena Ekstensi Lantai 10 Surabaya Jawa Timur,” ulas Jih Lilur.
Lalu dari mana biayanya ? Kata Jih Lilur, awal budi daya dibiayai sendiri lalu berlanjut dibiayai dari hasil Budi Daya Lobster di Luar Negeri – Vietnam. Jih Lilur menerangkan,
Sirkulasi Bisnis Budi Daya Lobster di Satu Gugusan Teluk saja bisa memutar dana minimal 10 Triliun per tahun.
“Ini sangat dahsyat karena Bisnis ini jika dilakukan di 567 Teluk di Seluruh Indonesia. Itu karena jika merambah semua jenis ikan primadona dunia yang ditopang oleh Negeri Kepulauan ini kekuatannya di Gugusan Ribuan Pulau itu, bukan di Tambang Batubara semata,” paparnya.
Pengusaha kesohor itu melanjutkan, di Negeri Kepulauan NKRI ini kekuatannya di Budi Daya Perikanan di Ribuan Pulau di Indonesia. Jika tidak banyak Anak Bangsa yg mau melakukannya, Jih Lilur bersama BALAD GRUP sangat bersedia mengawali. “Ini sangat prospek,” pungkas Jih Lilur. (awi)