Surabaya, Bhirawa.
KPU kota Surabaya, Jumat (26/07/2024) malam melakukan peluncuran Maskot, Mars, dan Jingle pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya 2024 di Conventionhall Arif Rachman Hakim Surabaya. Peluncuran tersebut sebagai tanda dimulainya sosialisasi tahapan Pilkada 2024 di Surabaya.
Komisioner KPU Surabaya Divisi sosialisasi Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat, dan SDM-Subairi mengatakan, KPU mengagendakan peluncuran Maskot, Mars dan Jingle sebagai tanda pihaknya mulai melakukan sosialisasi.
“Peluncuran Mascot, Mars dan Jingle sekaligus sebagai penanda sosialisasi secara masif dengan melibatkan seluruh masyarakat Surabaya,” ujarnya.
Subairi mengaku sebanyak 1.200 orang lebih yang diundang yang meliputi beberapa elemen masyarakat.
“Sekitar 1.200 orang diundang di Convention hall terdiri dari PPK, PPS, Forkopindo, Lurah, Camat, LPMK dan Partai Politik. Sekaligus menjadi saksi bahwa KPU Surabaya siap melaksanakan seluruh tahapan Pilkada Serentak baik Gubernur, Wakil Gubernur Jatim dan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya,” ungkapnya.
Sementara itu Ketua KPU Surabaya, Soeprayitno mengatakan bahwa ada perbedaan antara Pilpres dengan Pilkada. Ia mengaku jika di pilpres antusias masyarakat lebih banyak dibandingkan pemilihan kepala daerah.
Untuk itu, Nano, panggilan Soeprayitno berharap bantuan media untuk mendongkrak atau mengerek partisipasi pemilih di hari H (27 November 2024).
Kenapa demikian? Karena sejak Pilkada Surabaya 2005 hingga 2020 angka partisipasi pemilih itu tidak lebih dari 55 persen. “Ini menjadi tantangan kita bersama,” tandas mantan jurnalis ini.
Lebih jauh, ia memaparkan angka partisipasi pemilih dari pilkada 2005 hingga 2020. Pada 2005 dengan jumlah DPT (Daftar Pemilih Tetap) 2.034.315 pemilih, yang hadir hanya 51, 69 persen.
Angka tersebut mengalami penurunan pada Pilkada 2010, dimana dengan jumlah DPT 2.144.105 yang hadir hanya 45,21 persen. Kemudian meningkat lagi pada 2015. DPT tercatat 2.049.023 pemilih, yang hadir 52,17 persen. Kemudian pada 2020, jumlah DPT 2.096.161 dan tingkat kehadiran 52, 40 persen.
“Jadi, seperti yang saya sampaikan tadi belum pernah angka partisipasi pemilih mencapai 55 persen,” ungkapnya.
Untuk itu, nano berharap media massa bisa menjadi agen informasi kepada publik warga Surabaya untuk menggunakan hal pilihnya. [dre.hel]