Sampang, Bhirawa
Musim kemarau tahun 2025 diprediksi berdampak serius terhadap ketersediaan air bersih di Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat sedikitnya 95 desa dari 14 kecamatan akan mengalami kekeringan.
Menurut Kepala BPBD Sampang, Candra Romadhani Amin, data itu berdasarkan laporan dari masing-masing kecamatan. Puluhan desa yang terdampak kemudian dikategorikan dalam tiga tingkat kekeringan, yakni kering kritis, kering langka, dan kering langka terbatas.
”Untuk kategori kritis terdapat 77 desa di 10 kecamatan. Sementara kategori langka meliputi enam desa di dua kecamatan, dan kategori langka terbatas sebanyak 12 desa di tiga kecamatan. Sehingga totalnya ada 95 desa yang tersebar di seluruh kecamatan di Sampang yang mengalami kekeringan,” ungkapnya, Rabu (27/8).
Candra menjelaskan, kategori kekeringan ditentukan berdasarkan jarak masyarakat untuk memperoleh air bersih. Kering kritis berarti warga harus berjalan lebih dari 3 kilometer untuk mendapatkan air. Kering langka berada pada jarak 500 meter hingga 3 kilometer, sedangkan kering langka terbatas berada di bawah 500 meter dari rumah warga.
”Untuk mengantisipasi dampak yang lebih parah, kami telah mengajukan anggaran dropping air kepada pemerintah daerah. Kami sudah mengusulkan Rp75 juta, namun DPRD mendorong agar tetap sama seperti tahun lalu, yakni Rp150 juta. Dengan anggaran itu, diperkirakan bisa mendukung distribusi air hingga empat tangki per desa,” terangnya.
Beberapa wilayah bahkan sudah masuk kategori kritis, salah satunya Kecamatan Tambelangan yang menjadi prioritas penanganan.
”Kami berharap dropping air bisa dilakukan segera sebelum musim hujan tiba. Meskipun saat ini masih ada hujan ringan, kondisi cuaca masih masuk kategori kemarau,” tegasnya. [lis.fen]