Kota Malang, Bhirawa
Inisiator Rapat Kerja Nasional Forum Wakil Rektor Akademik PTN se Indonesia, Senin, (21/4) Kemarin Universitas Brawijaya (UB) bertekat memperkuat kurikulum dan ekosistem halal. Rakernas yang digelar di Ruang Algoritma FILKOM UB, dihadiri 56 PTN, dengan 6 di antaranya mengikuti secara daring tersebut, yang dirangkai dengan pelaksanaan Brawijaya Halal Metric Award 2025.
Dr. Berry Juliandi, S.Si., M.Si., Plt. Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Kemendikbudristek, hadir pada even besar tersebut.
Berry Juliandi menyampaikan bahwa rakernas ini juga sebagai upaya Kementerian membuka ruang sebesar-besarnya bagi pimpinan akademik untuk menyampaikan masukan demi penyempurnaan kebijakan pendidikan tinggi.
Pihaknya tidak ingin, pendidikan tinggi hanya menjadi menara gading. Perlu partisipasi aktif dari kampus dalam merancang kebijakan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat dan dunia kerja.
Dikatakan Berry, fleksibilitas kurikulum menjadi kunci dalam pengembangan SDM unggul. “Artinya mahasiswa diberi kesempatan lebih luas untuk merancang perjalanan akademiknya sendiri,” tandas Berry.
Sementara itu Prof. Imam Santoso, Wakil Rektor Bidang Akademik UB, menambahkan, UB berinisiatif menjadi tuan rumah Rakernas ini dengan latar belakang kebutuhan mendesak untuk membahas isu-isu strategis di bidang akademik, seperti pembaruan kurikulum, penjaminan mutu, dan fleksibilitas pembelajaran.
Menurutnya, forum ini penting karena PTN harus terlibat aktif dalam memberi masukan kepada kementerian atas kebijakan strategis, khususnya dalam konteks kurikulum yang lebih otonom dan adaptif terhadap kebutuhan mahasiswa dan masyarakat. “Rakernas ini juga menjadi sarana untuk memperkuat kolaborasi antarperguruan tinggi dalam mendesain sistem pembelajaran yang lebih efisien dan berdampak luas,” jelasnya.
Terkait Brawijaya Halal Metric Award 2025, Prof Imam menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan penghargaan nasional pertama yang mengapresiasi institusi pendidikan tinggi, pemerintah daerah, dan industri atas kontribusi mereka dalam membangun ekosistem halal yang berkelanjutan.
“Ada lima dimensi utama dalam yang menjadi dasar penilaian UB Halal Metric ini, meliputi kebijakan, pendidikan, riset dan pengabdian, infrastruktur, dan ekosistem halal,” paparnya.
Ia menyatakan, bahwa perspektif halal yang diusung luas, tidak hanya pada aspek konsumsi, namun pada seluruh aspek tata kelola institusi dan lingkungan akademik.
“Kami memberi penghargaan ini kepada tiga institusi utama, yakni perguruan tinggi, pemerintah provinsi, industri yang dinilai memiliki komitmen tinggi dalam membangun ekosistem halal,”tukas Imam.
Pihaknya berharap, melalui Brawijaya Halal Metric Award 2025 ini UB mampu memotivasi lebih banyak institusi untuk membangun infrastruktur dan kebijakan yang mendukung ekosistem halal. “Selain untuk memperkuat daya saing pendidikan tinggi Indonesia di kancah global yang sangat ketat saat ini,” pungkas Imam. [mut.wwn]


