26 C
Sidoarjo
Monday, March 17, 2025
spot_img

dr Poerwadi Untag, Kisah Inspiratif di Balik Operasi Ratusan Bayi Kembar Siam


Surabaya, Bhirawa
Fakultas Kedokteran (FK) Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya menggelar acara berbagi ilmu melalui siaran langsung Instagram bertajuk “Operasi Ratusan Bayi Kembar Siam di Indonesia”

Acara tersebut menghadirkan Dekan Fakultas Kedokteran Untag Surabaya, dr. Poerwadi, Sp.B, Sp.BA (K), yang sudah puluhan tahun menjadi dokter spesialis bedah anak dan merupakan anggota Persatuan Dokter Spesialis Bedah Anak Indonesia (PERBANI) yang saat ini aktif berpraktik di Rumah Sakit Darmo dan Rumah Sakit Al-Irsyad Surabaya, Senin (17/3)

Acara tersebut beliau dr. Poerwadi berbagi pengalaman mengenai penanganan bayi kembar siam di Indonesia serta perjalanannya menjadi dokter spesialis bedah anak dan menjadi dokter bedah anak adalah keputusan yang didasarkan pada panggilan hati.

“Jadi dokter bedah anak bukan sekadar profesi, tetapi sebuah panggilan hati, Anak-anak adalah tunas bangsa yang harus diselamatkan, Mereka adalah manusia suci dan amanah yang Tuhan hadirkan ke dunia, saya merasa bertanggung jawab untuk memberikan yang terbaik,” jelasnya.

Lanjut dr. Poerwadi mempunyai alasan mengapa memilih untuk bergabung dengan Utang Surabaya, karena visi yang ingin menghasilkan mahasiswa dengan jiwa patriotisme, sejalan dengan rasa cinta tanah air yang saya miliki. “Saya bercita-cita mencetak dokter yang tidak hanya unggul dalam ilmu, tetapi juga memiliki semangat pengabdian terhadap bangsa,” Pungkas dr. Poerwadi.

dr. Poerwadi salah satu dokter yang paling berpengalaman menangani kasus kembar siam di Indonesia. Hingga kini, ia telah menangani sekitar 144 kasus bayi kembar siam, baik yang baru lahir maupun yang berada dalam kondisi kritis. Selain aktif dalam dunia medis, beliau sering mengedukasi masyarakat mengenai kondisi ini agar orang tua lebih siap menghadapi kemungkinan tersebut.

Berita Terkait :  Wahyu Pastikan Tak Akan Sembarangan Menebang Pohon dalam Membangun Kota Malang

Sebagai dokter bedah anak, dr. Poerwadi tidak hanya menimba ilmu dalam negeri, tapi juga berbagai negara seperti Belanda, Jepang, dan China. Beliau menyelesaikan pendidikan Spesialis Bedah Anak di Universitas Pengukuhan Kolegium Ilmu Bedah Anak Indonesia dan terus mengembangkan keahliannya di bidang bedah anak.

dr. Poerwadi mengatakan satu pertanyaan yang kerap muncul adalah apakah bayi kembar siam pasti tidak bisa diselamatkan, itu belum tentu karena keberhasilan penanganan kembar siam bergantung pada kerja sama yang baik antara orang tua, tim medis, serta tentunya atas izin Tuhan Yang Maha Esa.

“Dari pengalaman saya, banyak bayi kembar siam yang berhasil bertahan, bahkan ada yang telah menikah dan memiliki anak. Namun, bagi yang tidak selamat, kita selalu berusaha sebaik mungkin hingga titik darah penghabisan,” tuturnya.

Bayi kembar siam dapat dideteksi sejak dalam kandungan, kata Dr. Poerwadi, Kembar siam biasanya bisa dideteksi pada trimester kedua kehamilan, sekitar usia kehamilan 18 hingga 24 minggu. Pemeriksaan dilakukan dengan ultrasonografi (USG), yang memungkinkan dokter melihat apakah ada kelainan dalam pembagian tubuh atau organ bayi yang menunjukkan bahwa mereka saling terhubung.

dr. Poerwadi menjelaskan faktor penyebab bayi kembar siam karena dua embrio yang seharusnya terpisah tidak dapat berkembang menjadi individu yang benar-benar terpisah.

“Penyebabnya karena faktor genetik atau kelainan dalam proses pembelahan sel pada tahap awal perkembangan. ibu hamil tetap disarankan untuk menjaga asupan nutrisi dengan baik, seperti mengonsumsi vitamin B6 dan protein, yang penting untuk kesehatan ibu dan janin,” ujar dr. Poerwadi.

Berita Terkait :  Integrasi Teknologi Antarkan PPG UMM Raih Prediat Melampaui Standar

dr. Poerwadi bercerita kasus paling sulit yang perna beliau tangani salah satunya pernah menangani kembar siam yang masing-masing memiliki paru-paru dan hati, tetapi salah satunya tidak memiliki jantung.

“Kisah yang cukup mengharukan Ada juga kasus di Batam, di mana bayi kembar siam memiliki paru-paru yang menyatu. Saat itu, saya sangat tersentuh karena sang ayah mengenakan kaus bertuliskan ‘Selamat Menjalankan Operasi Kembar Siam’ sebagai bentuk dukungan kepada kami,” Cerita dr. Poerwadi. [ren.wwn]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru