Kota Malang, Bhirawa
Universitas Brawijaya (UB) dan Universitas Nusa Cendana (UNDANA) bekerja sama dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Malaka, menggelar praktek pemasangan Pita Mulsa Organik (PMO) dan Teknologi Induksi Magnetik pada awal pekan lalu. PMO dilakukan di lahan demplot petani Desa Harekakae, Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka.
Pita mulsa organik berasal dari limbah pisang, enceng gondok, dan daun paitan untuk mencegah pertumbuhan gulma dan mengurangi laju evaporasi. Teknologi akan diterapkan pada saat mendekati musim tanam ke tiga di Kabupaten Malaka Nusa Tenggara Timur (NTT).
Praktek PMO dilakukan sebagai wujud realisasi Program Dana Padanan (PDP) kemenristekdikti dengan judul Model Circular Economy Produksi Padi dengan Inovasi PMO induksi magnetik untuk menunjang Kemandirian Pangan di Kabupate Malaka.
Dr Ir Rita Paramwati SP ME IPU ASEAN Eng, Ketua Program Pemasangan PMO menyampaikan, bahwa yanh dia lakukan sekaligus sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas tanaman padi, kualitas air irigasi, dan sektor perekonomian petani Malaka.
Kegiatan ini dihadiri banyak peserta mulai dari mahasiswa MBKM, petani setempat, penyuluh pertanian Kabupaten Malaka, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Malaka drh. Januaria Maria Seran, beserta Dosen dari Universitas Brawijaya, Dr Ir Gunomo Djojowasito MS dan Dr Ir Ary Mustofa Ahmad MP.
Sementara itu, Gunomo Perwakilan Dosen Tim MF UB – Undana. Hasilnya belum diketahui dengan pasti karena memerlukan waktu sekitar tiga Minggu. Yang jelas pada penerapan atau aplikasi saat ini memerlukan tenaga dan waktu yang banyak dan lama, karena PMO belum dalam bentuk pita yang dapat digulung. PMO yang dihasilkan masih terlalu tebal sehingga memerlukan banyak bahan baku.
Dalam praktek bersama masyarakat, Gunomo menujukkan tata cara pemasangan PMO di lahan secara langsung. Sama halnya dengan Ary yang juga mempraktekkan cara merakit teknologi induksi magnetik yang akan dipasang di sistem irigasi. PMO dipasang berbaris memanjang diantara padi yang telah ditanam. Pita Mulsa organik yang telah dipasang, lama – kelamaan akan terdegradasi dan sekaligus menjadi pupuk organik yang bagus bagi kualitas tanah. Sedangkan teknologi induksi magnetik dirakit dan dipasang di saluran sekunder sistem irigasi pertanian.
Setelah kegiatan praktek pemasangan Pita Mulsa Organik dan perakitan teknologi induksi magnetik, petani diharapkan dapat menerapkan kedua teknologi tersebut secara mandiri sehingga bisa meningkatkan produktivitas tanaman padi mereka. Saling berkontribusi menyumbangkan ide untuk membangun pertanian di Kabupaten Malaka agar menjadi kabupaten yang unggul dengan inovasi teknologi yang diterapkan serta ramah lingkungan. [mut.fen]