Kota Malang, Bhirawa
Kunjungan resmi Rektor Universitas Brawijaya (UB), Prof. Widodo, S.Si., M.Si., Ph.D.Med.Sc. ke Zhejiang Chinese Medical University (ZCMU), Hangzhou, Tiongkok, untuk menjajaki kerja sama strategis di bidang pengembangan obat tradisional dan riset genomic, Senin (14/4) kemarin.
Prof. Widodo diterima langsung oleh jajaran pimpinan ZCMU, Vice President Prof. Wu Chengliang, Deputy Director of International Relations Office Wang Jingna, Director of International Relations Office Wang Ying, dan Zhang Jine (Jane) dari International Office.
ZCMU merupakan salah satu universitas kedokteran terbaik di China dibidang Chinese Traditional medicine (TCM). ZCMU saat ini berada di peringkat 665 QS World University Rankings dan termasuk dalam 1000 besar THE World University Rankings, satu-satunya universitas kedokteran tradisional Tiongkok yang masuk dalam daftar, menunjukkan komitmen serius dalam pengembangan kedokteran integratif.
Vice President Wu Chengliang menyampaikan bahwa ZCMU tidak hanya unggul dalam TCM tetapi juga kedokteran modern, sains, teknik, dan manajemen, serta memiliki lebih dari 10 platform riset internasional dan empat pusat Konfusius.
Menurut Widodo, dalam pertemuan tersebut, UB menawarkan beberapa inisiatif kerja sama, antara lain pembentukan laboratorium bersama untuk riset kedokteran tradisional dan human genomic, peningkatan jumlah staf dan mahasiswa asing melalui skema pertukaran timbal balik, pencarian mitra untuk pendanaan penelitian bersama (matching fund), serta pengembangan program joint degree di bidang Traditional Medicine.
“UB juga membuka peluang untuk program UB Stars, Visiting Lecturer, dan Adjunct Professor yang memungkinkan kolaborasi lebih dalam secara akademik dan riset,”tukasnya.
Pihaknya menyambut baik usulan pembentukan laboratorium bersama. Ini akan menjadi dasar kuat untuk mengembangkan riset TCM dengan pendekatan ilmiah modern, termasuk integrasi riset genomik dan pengujian bahan obat tradisional lokal di Indonesia.
Pihanya lantas menyampaikan kesiapan UB dalam menyediakan ruang laboratorium dasar dan dukungan staf awal untuk pengembangan pusat ini. Dia juga menekankan bahwa riset obat tradisional di UB selama ini lebih berfokus pada herbal lokal, namun belum memiliki penguatan dalam bidang TCM.
“Kami ingin mengundang 5-10 profesor ZCMU sebagai adjunct professor di UB, serta mengirimkan sebanyak 10-20 mahasiswa unggulan UB Star untuk belajar langsung di ZCMU,” kata Prof. Widodo.
ZCMU sendiri menyatakan ketertarikannya untuk mengirimkan tim guna melakukan asesmen terhadap fasilitas yang tersedia di UB, termasuk potensi sumber daya manusia, peralatan laboratorium, dan kesiapan regulasi.
Apalagi ZCMU juga terbuka untuk mengajukan pendanaan bersama dari pemerintah Indonesia dan Tiongkok untuk mendukung pembentukan laboratorium dan pusat riset kolaboratif tersebut.
Widodo menyampaikan kerja sama ini diharapkan dapat melahirkan pusat riset unggulan dalam bidang pengembangan obat tradisional yang terintegrasi, mendukung pengembangan SDM melalui program pendidikan lanjut dan pelatihan klinis, serta memperkuat posisi Indonesia dan Tiongkok dalam inovasi kesehatan berbasis pengetahuan lokal dan teknologi modern. [mut.wwn]