28 C
Sidoarjo
Monday, November 25, 2024
spot_img

Museum Mpu Tantular Jawa Timur Jamas 500 Keris Pusaka


Sidoarjo, Bhirawa
Sekitar 500 keris pusaka, koleksi dari Museum Mpu Tantular Jatim, bahkan warga masyarakat yang memiliki keris juga ikut menjamas kerisnya, Rabu (10/7) lalu. Penjamasan dilakukan ahlinya dari Sanggar Lulut Laras Kabupaten Mojokerto digelar di Museum Mpu Tantular Jatim, di Desa Sidokerto Kecamatan Buduran, Sidoarjo.

Hadir dalam acara rutin tahunan dari UPT Museum Mpu Tantular Jatim ini, Sekretaris Disbudpar Jatim, Dian Okta Yoshinta SH MPsdm, perwakilan dari kecamatan Buduran, Polsek Buduran, Koramil Buduran, Kades Sidokerto, perwakilan Universitas Petra Surabaya dan para komunitas budaya.

Kepala UPT Museum Mpu Tantular Jatim, Sadari SSn mengatakan, acara penjamasan benda pusaka tiap tahun dilakukan sebagai upaya perawatan benda – benda pusaka agar tidak cepat rusak. Sehingga bisa terus lestari.

Penjamasan selain melestarikan benda pusaka, juga melestarikan tradisi, peninggalan budaya nenek moyang agar tidak punah oleh desakan budaya modern. Dalam penjamasan pusaka ini masyarakat juga bisa melihat bagaimana cara penjamasan benda pusaka yang benar. Agar benda pusaka bisa awet dan tak cepat rusak.

“Dalam melakukan penjamasan tidak boleh asal -asalan, tidak semua orang bisa, maka masyarakat bisa belajar dari kegiatan ini, harapannya agar kegiatan seperti ini bisa bermanfaat bagi banyak orang,” katanya.

event – event seperti ini, menurut Sadari, merupakan bagian kecil dari kegiatan Museum Mpu Tantular Jatim, dalam upaya memperkenalkan dunia museum kepada masyarakat luas. Agar museum semakin dikenal masyarakat, bukan sebaliknya malah dijauhi oleh masyarakat.

Berita Terkait :  Wamenaker Tutup Kompetisi Keterampilan Instruktur Nasional IX 2024

Konsistensi Museum Mpu Tantular Jatim yang setiap tahun melakukan acara seperti ini, sempat mendapat apresiasi dari Sekretaris Disbudpar Jatim, Dian Okta Yoshinta. Dan memberi masukan, agar promosi kegiatan ini terus diperluas agar semakin banyak masyarakat yang tahu. Sebab di luar sana masih banyak masyarakat yang mempunyai benda – benda pusaka. Dengan tahu acara ini, warga masyarakat bisa turut bergabung ikut menjamas dan melihat prosesi penjamasan.

“Mungkin acara seperti ini tidak hanya dilakukan di sini saja, tapi bisa keliling di kota – kota di Jawa Timur, masyarakat yang mempunyai benda pusaka akan senang sekali, bisa ikut menjamas benda pusaka mereka,” jelas Dian Okta.

Dian Okta mengakui, untuk bisa keliling kota di Jawa Tumur dalam penjamasan benda pusaka, tentu saja harus disuporot dengan biaya yang besar. Tetapi kalau manfaatnya besar bagi masyarakat dan daerah dalam pelestarian budaya tradisional tidak apa-apa.

“Di Kota Ponorogo belum lama ini saat acara Suroan, antusias masyarakat yang datang sungguh luar biasa. Acara budaya itu bisa dicontoh. Kami akan terus memantau dan mengevaluasi agar warisan budaya di Jawa Timur bisa diketahui oleh masyarakat. Semoga acara kali ini lancar dan sukses,” tandasnya. [kus.fen]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berita Terbaru

spot_imgspot_imgspot_img