Pasuruan, Bhirawa
Upaya konkrit, kerjasama yang inovatif serta kreatif antara dunia akademis dan masyarakat dalam pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan kreativitas membatik dilaksanakan di Desa Kertosari Kecamatan Purwosari Kabupaten Pasuruan telah mampu meningkatkan sumber daya manusia (SDM), kapasitas produksi dan kesejahteraan masyarakatnya.
Melalui program Hibah Perguruan Tinggi 2025 yang didanai, dua dosen dari Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, yang terdiri dari Widiyatmo Ekoputro (dosen ilmu Komunikasi yang juga sebagai Ketua Tim) dan Mulyanto Nugroho (dosen Ekonomi Akuntansi) serta dibantu mahasiswa Hamaz Zazirah Zam Zam Fath, Azizah Adhelia Wulandari dan Adinda Mufida (mahasiswa ilmu Komunikasi) kembali berhasil menggandeng mas Ferry pegiat pewarna alami Pasuruan yang sudah Malang melintang di dalam maupun luar negeri untuk melaksanakan program pelatihan dan pendampingan membatik dengan pewarna alami.
Program ini fokus pada pemberdayaan Masyarakat dan peningkatan kapasitas SDM di Desa Wisata Kertosari. Saat diwawancari oleh media ini pak. Widi sapaan akrabnya bahwa tahun ini kembali lolos program hibah perguruan tinggi untuk katagori PkM 2025.
Di tempat terpisah Abdul Rochim (Kepala Desa Kertosari) mewakili masyarakat mengaku bangga dan salut dengan tim Untag Surabaya karena desanya kembali dijadikan tempat penelitian dan pengabdian Untag Surabaya, sehingga secara tidak langsung desa Kertosari sebagai desa wisata ikut dipromosikan sambutnya.
Dampak Positif bagi Masyarakat
Kolaborasi ini tidak hanya berdampak pada peningkatan produksi, tetapi juga pada aspek sosial ekonomi masyarakat. Dengan pemberdayaan Masyarakat ini di harapkan mampu meningkatnya kapasitasnya. Hal ini membuka peluang pasar yang lebih luas dan meningkatkan pendapatan msyarakat pada umumnya terkhusus pada kelompok penerima manfaat.
Pelatihan dan Pendampingan sebagai Solusi yang Solutif;
Program pengabdian masyarakat ini merupakan contoh nyata dari penerapan konsep social entrepreneurship. Dengan menggabungkan semangat kewirausahaan dengan kepedulian sosial, program ini berhasil memberikan solusi nyata bagi permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat di Desa Kertosari.
Keberhasilan program ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi pihak-pihak lain untuk terlibat dalam kegiatan serupa. Kolaborasi antara dunia akademis, pemerintah, dan masyarakat merupakan kunci untuk menciptakan pembangunan yang berkelanjutan dan berkeadilan.
Tim pelaksana dari Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, berharap kegiatan program-program seperti ini dapat dilanjutkan lagi sehingga memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat sekaligus ikut mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah terutama penerima manfaat dari kegiatan ini.
Penyerahan Alat Produksi Membatik Canting dan Cap;
Salah satu kunci keberhasilan program ini selain pelatihan dan pendampingan adalah penyediaan alat produksi membatik kepada ibu-ibu PKK Desa dan perwakilan Dusun agar nantinya dapat melakukan kreasi serta memproduksi batik secara mandiri dan berkesinambungan sehingga melalui program kolaborasi yang digagas tim pelaksana dan didanai oleh Hibah PT PkM 2025 ini dapat mengatasi kesenjangan ekonomi pada masyarakat yang terlibat.
Dengan dana Hibah tersebut pelaksana PkM mengadakan dan membagikan alat-alat membatik komplit yang siap digunakan ibu-ibu yang nantinya diserah terimakan langsung kepada kelompok dan perwakilan dusun seusai pelatihan. Menyusul kemudian akan diserah terimakan buku panduan membatik khas desa Kertosari.
“Semoga tim UNTAG Surabaya tetap komitmen dan mengemban amanah untuk selalu mengabdi untuk negeri,” ucap Widi mengakhiri wawancaranya. [why]