Kota Batu,Bhirawa
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kota Batu membantu para petani di kota ini untuk membebaskan lahan pertaniannya dari hama tikus. Untuk itu DPKP membuat inovasi pengendalian hama ramah lingkungan. Dan khusus hama tikus, mereka mengembangkan inovasi pemanfaatan Rumah Burung Hantu (RUBUHA).
Diketahui, RUBUHA merupakan inovasi pembuatan sarang burung yang bertujuan menarik burung hantu. Diharapkan keberadaan burung jenis ini bisa menjadi predator alami bagi hama tikus, kumbang, dan serangga lainnya.
“Pengembangan RUBUHA kini mulai diterapkan di beberapa lahan pertanian di Kota Batu, khususnya di kawasan rawan serangan tikus sawah,” ujar Heru Yulianto, Kepala DPKP Kota Batu, Selasa (15/4).
Ia menjelaskan Keberadaan burung hantu terbukti efektif menekan populasi hama alami. Artinya, penggunaan burung predator ini bisa menjadi pembasi hama tikus tanpa penggunaan pestisida atau racun kimia berbahaya.
Selain memberikan tempat untuk burung hantu bertengger dan berkembang biak, keberadaan RUBUHA juga membantu melatih anakan burung hantu untuk berburu tikus. Dengan demikian inovasi ini sekaligus menjadi upaya menjaga keseimbangan ekosistem di lahan pertanian.
Diketahui, konstruksi RUBUHA dibuat dari papan kayu yang dipasang di atas tiang bambu yang kuat. Kemudian di papan tersebut dilengkapi balkon kecil, serta dicat warna gelap agar menyerupai habitat asli burung hantu.
Adapun arah pintu sarang sengaja dihadapkan ke selatan agar tidak langsung terkena sinar matahari. Penempatan RUBUHA pun harus strategis, yakni dekat pohon besar, jauh dari penerangan, dan di lokasi yang diketahui terdapat populasi burung hantu.
Dengan langkah dan inovasi ini diharapkan dapat membantu para petani dalam menjaga lahan pertaniannya. Diharapkan RUBUHA menjadi solusi efektif dan ekonomis, serta mendukung pertanian yang ramah lingkungan di Kota Batu.
“Dengan metode ini, diharapkan para petani dapat meminimalkan kerugian hasil panen secara alami dan berkelanjutan,” harap Heru.
Sebelumnya, DPKP Kota Batu telah bersinergi dengan Pemdes Pendem dan Koordinator POPT Malang Raya untuk mengajak para petani Desa Pendem untuk melakukan upaya pengendalian hama tikus. Beberapa metode telah diterapkan, mulai dari pemasangan perangkap tikus hingga penggunaan pestisida yang aman.
Koordinator POPT Malang Raya, Prasetyo menyampaikan pendekatan ini bertujuan untuk mengendalikan populasi tikus secara efektif tanpa merusak keseimbangan ekosistem.Kolaborasi ini diharapkan menjadi langkah strategis untuk memastikan hasil panen petani tetap optimal.
“Kami terus berupaya memberikan pendampingan agar petani memiliki solusi jangka panjang dalam menghadapi hama tikus,” ujar Prasetyo.
Di sisi lain, Pemerintah Desa Pendem juga turut mendukung program ini. Hal ini diwujudkan dalam bentuk pemberian sosialisasi kepada warga dan mendorong keterlibatan petani secara aktif.
Data di Pemdes Pendem menunjukkan bahwa hama tikus sangat merugikan hasil panen petani. Tetapi dengan program ini, petani menjadi lebih siap dalam mengatasi serangan hama tikus. Dan upaya ini diharapkan dapat berkelanjutan dan menjadi contoh bagi desa-desa lain di Kota Batu dalam menjaga ketahanan pangan serta meningkatkan produktivitas pertanian. [nas.kt]