Bojonegoro, Bhirawa.
BPBD mengimbau kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terkait cuaca ekstrem, selalu siaga, selalu berhati hati dalam melaksanakan aktifitas khususnya warga dibantaran sungai Bengawan Solo.
Apalagi permukaan air sungai Bengawan Solo hingga hari Rabu (29/1) terus meningkat. Ketinggian air terpantau melalui papan pheilschaal, Taman Bengawan Solo (TBS ) Bojonegoro pukul 13.00 wib pada angka 13.60 meter diatas permukaan laut (MDPL). Hingga memasuki siaga dua ( kuning).
Ditakutkan akibat cuaca tersebut akan mengakibatkan berbagai macam bencana, seperti hujan lebat, banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, dan bahkan hujan es. Setiap bencana tersebut memiliki dampak yang serius, dan diperlukan upaya bersama untuk meminimalisir kerugian yang mungkin terjadi.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro, Laela Nor Aeny, mengatakan melihat kondisi tren siaga dua (kuning) air sungai Bengawan Solo, dan ini dipridiksi akan naik. Karena potensi cuaca sampai dengan seminggu sepekan 5 Pebruari itu sangat ekstrem.
BPBD Kabupaten Bojonegoro mengingatkan pentingnya mengetahui informasi terkait prediksi cuaca agar semua pihak dapat bersiap-siap dan memperkuat langkah-langkah mitigasi.
Masyarakat disarankan untuk selalu memantau informasi dari sumber resmi dan mengikuti arahan pemerintah setempat. Selain itu, penting untuk memiliki dan menyiapkan perlengkapan darurat.
Pendidikan dan pelatihan mengenai bencana juga dianjurkan agar semua orang dapat merespons situasi darurat dengan cepat dan tepat.
Di Bojonegoro sendiri, ada 16 Kecamatan yang berpotensi terkena luapan sungai bengawan solo, seperti Kecamatan Margomulyo, Ngraho, Padangan, Malo, Purwosari, Kalitidu, Gayam, Dander, Trucuk, Kapas, Balen, Kanor dan Baureno.
“Jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti banjir luapan atau banjir bandang, segera mengamankan diri menuju jalur evakuasi,” pungkasnya.[bas.kt]