25 C
Sidoarjo
Friday, December 5, 2025
spot_img

Pelajar SMP Islamic Qon Ciptakan Alat Pengusir Hama Tikus


Gresik, Bhirawa
Dua pelajar SMP Islamic Qon Gresik Clarissa Haura Putri Budiono dan Furaidah Al-Haditsa, berhasil menciptakan alat pengusir hama tikus sawah berbasis teknologi ramah lingkungan bernama Tektikus (Teknologi Anti Tikus).

Inovasi yang digarap Clarissa Haura Putri Budiono dan Furaidah Al-Haditsa ini resmi diuji coba di area persawahan Desa Gredek, Kecamatan Duduk Sampeyan. Penelitian tersebut berawal dari keresahan para petani, yang menghadapi peningkatan populasi tikus sawah (Rattus argentiventer). Serangan hama menyebabkan kerusakan, hingga mencapai 75 persen hasil panen.

Selama ini, metode pengendalian yang digunakan seperti gropyokan, racun kimia. Hingga pemasangan listrik dinilai kurang efektif, serta membahayakan keselamatan petani.

Kepala SMP Islamic Qon Gresik, Sholihah mengatakan bahwa kondisi tersebut mendorong kedua siswi tersebut untuk menghadirkan solusi yang aman, murah, dan berkelanjutan.

“Tektikus dirancang menggunakan panel surya dan sensor ultrasonik untuk melindungi pertanian padi. Tujuan pembuatan alat ini adalah memberikan solusi nyata bagi petani padi di Kabupaten Gresik dalam mengatasi serangan hama tikus secara efektif dan berkelanjutan,”katanya.

Sholihah menambahkan bahwa proses pembuatan alat itu berlangsung selama dua bulan. Selama penelitian, para siswi juga difasilitasi oleh Dinas Pertanian Kabupaten Gresik dan Pemerintah Desa Gredek melalui akses ke kelompok tani setempat sebagai pengguna langsung teknologi tersebut.

“Hasil pengujian menunjukkan seluruh komponen berfungsi optimal. Tektikus terbukti efektif sebagai solusi ramah lingkungan dalam mengendalikan hama tikus sawah di Kabupaten Gresik,”ujarnya.

Berita Terkait :  Cara Khofifah Bersapa Siswa Sepulang Haji: Berbagi Kurma, Tasbih dan Susu di Hari Pertama MPLS

Keberhasilan ini merupakan buah dari program tahunan sekolah berupa Lomba Inovasi Antar Kelas, yang mendorong siswa untuk berpikir kritis, kreatif, dan sigap memberikan solusi bagi masyarakat.

“Mengapa anak seusia SMP harus berinovasi? Karena bagi kami inovasi bukan soal siapa yang juara, tetapi bagaimana siswa belajar sejak dini untuk bekerja sama, berpikir kritis, dan berani mencoba hal baru,”jelasnya.

Ditambahkan Sholihah, inovasi bukan hanya milik para ilmuwan, tetapi juga dapat lahir dari siswa SMP Islamic Qon. Dan menanamkan karakter terbuka terhadap perubahan, dan siap berkontribusi bagi lingkungan.

Kepala Desa Gredek Bahrul Gofar mengatakan, bahwa apresiasi atas inovasi yang dilakukan para pelajar. Teknologi seperti ini sangat bermanfaat bagi petani, meski masih membutuhkan evaluasi dalam jangka panjang.

Keberhasilan alat tidak bisa diukur dari satu kali uji coba saja, sebab hama tikus memiliki pola kemunculan musiman. Juga perlu pengembangan lebih lanjut, agar alat ini dapat diproduksi dengan biaya lebih terjangkau. [kim.wwn]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru