Pasuruan, Bhirawa
Tiga siswa Sekolah Rakyat (SR) Kabupaten Pasuruan keluar pada pertengahan semester ini. Namun demikian, kekosongan langsung terisi karena adanya sistem cadangan yang sudah disiapkan.
Plt Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Pasuruan, Fathur menyampikan setiap siswa pengganti akan langsung mendapat kelas khusus untuk mengejar ketertinggalan.
Hal itu penting dilaksanakan, dikarenakan mereka baru masuk saat semester sudah berjalan. “Untuk SMP dan SMA cadangannya banyak, tapi untuk SD memang terbatas. Tentu ada kelas khusus supaya anak-anak yang baru bisa menyesuaikan,” ucap Fathur, Senin (6/10).
Saat ada tiga siswa yang keluar, posisinya bisa langsung diisi oleh siswa cadangan. Sehingga, jumlah siswa tetap terjaga sesuai kuota. “Jadi, ketika ada tiga siswa keluar kemarin, langsung terisi. Dan tidak ada kekosongan di kelas,” kata Fathur.
Sekadar diketahui, terdapat tiga siswa resmi keluar dari asrama SR. Dua di antaranya pulang atas permintaan orang tua, sedangkan satu siswa dikeluarkan karena melakukan pelanggaran berat.
Pihak sekolah sebenarnya sudah berusaha membujuk agar orang tua tidak menarik anaknya. Namun, upaya itu gagal karena keluarga bersikeras tidak mengizinkan anak mereka tetap tinggal di SR.
Adapun siswa yang dikeluarkan, kasusnya cukup serius karena terkait tindakan bullying. Bahkan, korban dari perbuatan itu sampai memicu kegaduhan di lingkungan sekolah. “Adanya pengisian dari cadangan, sekolah dan Dinsos berharap kondisinya kembali kondusif. Tentu, pengawasan terhadap siswa akan diperketat agar kasus serupa tidak terulang,” ucap Kepala Sekolah SR, Julianto. [hil.wwn]