Jawab Perkembangan Teknologi, Kadindik Sebut Skill Guru Harus Terupgrade
Dindik Jatim, Bhirawa
Peningkatan kualitas bagi guru jadi salah satu prioritas Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim. Melalui UPT PTKK, sebanyak 75 guru produktif dari berbagai lembaga di 24 cabang Dindik Wilayah mengikuti inkubator dan uji sertifikasi untuk lima bidang kompetensi. Yakni uji kompetensi Web Desain level 4 KKNI, Desain Grafis level 3 KKNI, Animasi level 3 KKNI, Videografi level 3 KKNI dan Fotografi level 3 KKNI.
Pelatihan inkubator dan uji sertifikasi ini dinilai penting bagi guru untuk menunjang kinerjanya dalam mewujudkan pembelajaran berkualitas.
Kepala Dindik Jatim, Aries Agung Paewai mengatakan adanya perkembangan teknologi yang pesat dan perubahan yang dinamis, menuntut guru harus bisa menangkap tantangan dan peluang dalam dunia pendidikan. Dindik melalui UPT PTKK yang merupakan inkubator pelatihan berupaya memfasilitasi para guru dan siswa untuk terus mengembangkan dan meningkatkan kompetensi dan skill nya.
“Kita berharap langkah-langkah Dinas Pendidikan untuk mengembangkan kompetensi yang dimiliki guru harus melebihi murid. Maka salah satunya terus kita kembangkan kompetensi dengan berbagai skill dengan menjalin kerjasama berbagai pihak,” ujarnya usai meninjau inkubator dan ujian sertifikasi guru di UPT PTKK, Senin (24/2).
Berbagai kompetensi yang diajarkan pada guru, diharapkan nantinya akan linier dengan kebutuhan murid. Jangan sampai perkembangan teknologi untuk jurusan tertentu baik di jenjang SMK atau SMA yang membutuhkan skill murid akan menjadi kendala.
“Cara penyesuaian perkembangan teknologi yang pesat ini ya dengan pelatihan guru. Mereka upgrade diri. Apakah pelatihan atau sertifikasi. Jika punya modal ini, ini akan membuat guru lebih percaya diri dalam memberikan transfer knowledge ke murid dengan percaya diri,” terangnya.
Kegiatan inkubator pelatihan dan uji sertifikasi ini merupakan salah satu upaya Dindik Jatim dalam mengoptimalkan program Nawa Bhakti Satya Gubernur Khofifah – Wagub Emil meski dengan anggaran yang terbatas.
Misalnya saja, sebut Aries peralatan praktek dan teknologi yang terdapat di masing-masing bengkel kompetensi telah diperbarui dengan versi terbaru. “Sebagian memang ada yang sudah dan sebagian belum. Tapi insya allah sudah sesuai kebutuhan. Terutama kebutuhan pangsa pasar untuk tenaga kerja. Di mana murid dan guru sudah tahu kompetensi yang diinginkan Dudi,” jelasnya.
Sementara itu, Pengawas Ujian Sertifikasi Provinsi dari LSK TIK Kemendikdasmen Dirjen Vokasi, Iwan Nisabur menyebut kegiatan uji sertifikasi memang menjadi prioritas LSK untuk meningkatkan kualitas pendidikan Vokasi.
Apalagi diakui Iwan, rata-rata nilai hasil uji sertifikasi pada kompetensi TIK masih rendah. Sehingga diharapkan uji sertifikasi TIK yang digelar UPT PTKK Dindik Jatim, poin yang didapat para guru dapat meningkat.
“Kami mengapresiasi sekali pelaksanaan uji sertifikasi yang digelar UPT PTKK. Karena tidak hanya uji sertifikasi saja. Tapi mereka juga menyiapkan pelatihan inkubator. Ada pembekalan yang mana memang ini harus disiapkan agar para peserta uji kompetensi bisa mendapatkan poin kelulusan yang maksimal,” ujarnya.
Rendahnya hasil uji sertifikasi yang ditemukan di beberapa daerah, terang Iwan karena instruktur yang digunakan dalam pelatihan tidak sesuai Standart Kompetensi Lulus (SKL). Menurutnya, terkadang materi yang disampaikan instruktur ke peserta hanya berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang tidak relevan dengan DUDI. Sedangkan dalam penyusunan SKL selalu melibatkan praktisi, akademisi dan DUDI. Sehingga jika pembelajaran belum terstandarisasi SKL maka belum seusai target. “Sedangkan SKL dan kurikulum ini selalu terupdate dengan DUDI. Makanya perlunya SKL dipublikasikan,” katanya. [ina.wwn]
