Surabaya, Bhirawa
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) menggelar acara peluncuran program Desa Binaan di Miniteater Lt.6 Gedung Pasca Sarjana Terapan PENS, Surabaya.
Acara tersebut di hadiri oleh oleh Camat Sukolilo, Mukhammad Zul Chaidir, S T, M M, Lurah Keputih, Bapak Achmad Fida Fajar Febriansyah, S H, M H, dan Lurah Gebang Putih, Ibu Indriyani Setiyawati, S Sos, M Si.
Direktur PENS, Aliridho Barakbah,SKom Ph.D, menjelaskan berkomitmen untuk membantu dan mendukung area sekitar kampus melalui program kerja sama.
“Saya sangat berharap dapat meningkatkan jumlah pengabdian masyarakat kampus yang awalnya 17 kegiatan per tahun, menjadi 160 kegiatan” ujarnya.
Lanjut Aliridho mengatakan dalan dua tahun ini sudah melebihi target hingga 168 kegiatan, dengan memfokuskan pada pengabdian di lingkungan sekitar kampus melalui program Desa Binaan.
Kecamatan Keputih, terdapat 2 kelurahan yang menerima hibah, yaitu Kelurahan Sukolilo dan Kelurahan Gebang Putih. Sementara 2 daerah lainnya berada di luar Surabaya yaitu di Desa Rejosari Lamongan dan Desa Wisata Keris Aeng Tong-tong Sumenep. Kedua daerah tersebut dipilih karena lokasinya yang dekat dengan Kampus Program Studi di Luar Kampus Utama (PSDKU) PENS yang berada di Lamongan dan Sumenep.
Aliridho memaparkan sebelumnya menggali permasalahan yang ada di 2 kelurahan. dan permasalahan yang tampak beberapa berkorelasi dengan teknologi untuk memperbaiki layanan yang berkorelasi dengan pencanangan Smart city.
“Masalah kemacetan juga menjadi hal penting yang harus dipecahkan di wilayah Keputih. Sehingga di tahun pertama ini hal tersebut masuk dalam bidang garap untuk wilayah Keputih. Menyusul pengembangan layanan lainnya di tahun ke dua dan seterusnya” tutur Aliridho.
Sementara itu, Camat Sukolilo Mukhammad Zul Chaidir, S T, M M, mengukapkan rasa terima kasih ke pada PENS, bentuk partisipasi dari Perguruan Tinggi kepada Pemerintah Kota Surabaya.
“Berharap program ini tidak terhenti pada periode ini, namun bisa berlanjut di tahun kedepan dengan scoope yang lebih luas, meliputi seluruh area kota Surabaya. Menyandang julukan Smart City, Surabaya tentunya butuh banyak pengembangan dan pembaruan layanan” kata Zul Chaidir.
Zul menambahkan Apalagi saat melihat pameran karya dosen dan adik mahasiswa di PENSasi 2024, saya acungkan jempol untuk karya-karya tersebut, karena semua yang dibuat itu bermanfaat. Setelah ini kami mengharapkan sentuhan PENS dalam mendukung UMKM-UMKM di daerah Sukolilo. [ren]