32 C
Sidoarjo
Friday, September 20, 2024
spot_img

Gabungan Elemen Masyarakat Kota Surabaya Deklarasi “Coblos Kotak Kosong’ di Pilkada 2024


Surabaya, Bhirawa
Gabungan sejumlah elemen masyarakat yang mengatas namakan warga Surabaya sadarakan makna demokrasi, menggelar aksi deklarasi “Coblos Kotak Kosong” di depan Gedung DPRD Surabaya jalan Yos Sudarso Surabaya Selasa (17/09/2024).

Mereka menganggap bahwa munculnya calon Tunggal adalah hasil konspirasi para partai politik yang ada di Surabaya untuk menghalangi hak demokrasi dan kepentingan bersama.

Koordinator Umum aksi, Harjono menyatakan bahwa mencoblos kotak kosong sebagai wujud protes dan perlawanan terhadap para pimpinan partai yang dinilai telah gagal menyerap aspirasi rakyat dan lebih mementingkan konsolidasi dan berbagi kekuasaan daripada kesejahteraan rakyat Surabaya.

Pilkada seharusnya menjadi ajang untuk memilih pemimpin yang benar-benar memahami dan berjuang untuk kepentingan masyarakat, bukan sekedar konsolidasi dan berbagi kekuasaan diantara para elit partai.

“Para pemimpin partai telah mengabaikan suara rakyat dan mengesampingkan kepentingan warga Surabaya, demi ambisi politik dan kepentingan pribadi dan oligarki. Kesejahteraan rakyat semakin terabaikan,” jelasnya.

Ketua Aliansi Relawan Surabaya Maju, Rudi Gaol dalam paparannya mengatakan jika pihaknya telah menyiapkan juru kampanye di tingkat kampung dan para saksi untuk seluruh TPS, dengan jumlah personel sekira 5200 relawan.

“Untuk memantau sekaligus memastikan jalannya pemilihan. Kami juga siapkan alat peraga kampanye yang siap disebar keseluruh kota Surabaya, agar warga memahami soal apa arti kehadiran pencoblosan atau Golput dan apa yang diperoleh warga Ketika mampu memenangkan kotak kosong,” jelasnya.

Berita Terkait :  KPU Tulungagung Butuh 11.410 Anggota KPPS untuk Ditempatkan di TPS

Tidak hanya itu, Rudi juga mengungkapkan hasil kinerja pasangan Eri-Armuji yang dinilainya telah gagal merealisasikan janji-janjinya.

“Salah satunya ya soal pelepasan lahan surat ijo itu. Erji jelas-jelas telah mengingkari janjinya,” tuturnya.

Dan juga soal gaji tenaga kontrak, lanjut Rudi, yang saat dipimpin Risma bisa menerima gaji sesuai UMK, namun saat beralihke Eri Cahyadi justru menurun drastis.

“Ada yang menerima 3600, 4100 dan 4200 sesuai bidang pekerjaannya masing-masing. Ini wujud tidak konsistennya pemimpin,” tegasnya.

Ditanya soal manfaat dan tujuan aksi, Rudi menerangkan jika kotak kosong menang, maka pemerintahan pusat mekalui Kemendagri akan menunjuk Penjabat (PJ),

“Maka akan digelar Kembali Plikada setahun kemudian, dari sinilah akan muncul calon-calon pemimpin baru yang bisa dipilih secara langsung oleh warga Surabaya,” pungkasnya. [dre]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berita Terbaru

spot_imgspot_imgspot_img