32 C
Sidoarjo
Tuesday, March 25, 2025
spot_img

Wisuda ke-V STISA Pamekasan Luluskan 51 Mahasiswa


Pamekasan, Bhirawa
Sekolah Tinggi Ilmu Syariah As-Salafiyah (STISA) Pamekasan dalam Sidang Senat Terbuka ke V mewisuda 51 Mahasiswa, di Ballroom Hotel Odaita di Jl Raya Sumenep Nomor 88, Pamekasan, Madura, Sabtu (21/12).

Wisuda dihadiri Ketua Yayasan As Salafiyah Sumber Dhuko, KH Ahmad Mudatsir, para pimpinan STISA, Bupati dan Wakil Bupati terpilih Kabupaten Pamekasan, KH Kholilurrahman dan Sukriyanto, para Rektor, mitra kerja STISA Pamekasan dan para tamu undangan.

Ketua STISA Pamekasan, Dr Ali Makki mengatakan, mahasiswa yang diwisuda saat ini merupakan angkatan Covid-19. Kendati demikian, mereka telah sukses menuntaskan dan mengikuti sebagaimana yang ada pada tri dharma perguruan tinggi yaitu, pendidikan dan pengajaran, penelitian, pengabdian kepada masyarakat.

“Mereka telah bersusah payah, berkeringat serta bersemangat untuk terus belajar meskipun pandemi Covid-19. Pada waktu itu mengikuti perkuliahan Daring,” katanya.

Menurutnya, perjuangan mereka selama empat tahun hingga saat ini telah diwisuda. Mereka telah merampungkan kegiatan akademik mulai dari pendidikan awal masuk hingga pada saat ini. Semoga ilmu dan pengalaman yang telah dimiliki menjadi ilmu yang barokah dan menebar kemaslahatan.

“Pengabdian masyarakat STISA Pamekasan tidak hanya di tingkat lokal namun sudah tingkat internasional. Dan itu akan berlanjut terus dengan negara – negara tetangga khususnya, seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand. Karena sudah ada komunikasi baik dengan kami. Kami mohon doa agar STISA Pamekasan dapat mengemban amanah dan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang menebar maslahah lil mamah,” harapnya.

Berita Terkait :  Ciptakan SDM Berkualitas, Diperpusip Situbondo Gelar Workshop Penerapan Aplikasi Perpustakaan Inlislite

Sementara Ketua Yayasan As-Salafiyah Sumber Dhuko Pamekasan, KH Ahmad Mudatsir, menyebutkan bahwa kesempatan mengenyam kuliah tidak menjamin seseorang menjadi kaya, akan tetap menjamin pernah berpikir belajar baik.

“Kesempatan mengenyam kuliah tidak menjamin untuk jadi orang kaya, akan tetapi sesuatu yang dijamin yaitu pernah belajar berpikir baik, pernah belajar berpikir jernih, pernah belajar lurus, tidak bercampur aduk dengan logical fallacy atau sesat fikir. Itu yang dijanjikan perguruan tinggi,” ucapnya.

Menurutnya, urusan kehidupan spiritual, sosial dan ekonomi, memang dipelajari secara teoritik, namun tidak lantas membuat mahasiswa yang sudah diwisuda menjadi seorang wali apalagi menjadi orang kaya.

“Tapi cara-cara yang dipelajari itu bisa untuk menuju ke sana (menjadi seorang wali, menjadi orang kaya, red). Jadi, perguruan tinggi menjamin itu. Menjamin pengalaman bahwa kita pernah berpikir baik. Pernah perpikir yang sesuai dengan tuntunan – tuntunan Alquran,” jelas Kiai Mudatsir.

Sedang 51 mahasiswa lulus sarjana Strata Satu (S1) mereka merupakan program studi (prodi), Hukum Ekonomi Syariah (HES) sebanyak 30 Mahasiswa dan Prodi Hukum Keluarga Islam (HKI) 21 Mahasiswa. [din.fen]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru