Surabaya, Bhirawa
Kekayaan seni dan budaya di Kota Surabaya menarik banyak pihak untuk turut menggali dan mengenal lebih dalam. Hal ini menjadi salah satu alasan Bandung Choral Society bekerja sama dengan Pemkot Surabaya untuk pertama kalinya menggelar kompetisi paduan suara di Surabaya dengan tema “Surabaya World Choir Festival” (SWCF) 2024.
Ajang kompetisi bernyanyi yang menghadirkan penyanyi solo dan paduan suara berbakat dari Indonesia maupun internasional tersebut digelar di Kompleks Balai Pemuda Surabaya pada 24 September hingga 27 September 2024 tesebut, menghasilkan sejumlah talenta berbakat dari berbagai daerah di Indonesia.
Meskipun baru pertama kali, SWCF mendapat antusias dari penggiat paduan suara. Acara ini dihadiri oleh 4 negara partisipan dari Korea Selatan, Malaysia, Filipina, dan peserta yang datang dari 11 provinsi Indonesia: Bali (3 orang solo), D.I Yogyakarta (3 tim), DKI Jakarta (1 orang solo), Jawa Barat (1 solo 2 tim), Jawa Tengah (2 solo 3 tim), Jawa Timur (14 solo 13 tim), Kalimantan Tengah (3 solo 1 tim), Kalimantan Timur (1 tim), Lampung (1 tim), Sulawesi Barat (1 tim), dan Sulawesi Selatan (1 tim).
Direktur Artistik SWCF, Tommyanto Kandisaputra mengatakan, The 1 st SWCF tidak hanya menjadi panggung untuk menampilkan keindahan nyanyian, tetapi juga sebagai sarana untuk mempererat hubungan komunitas paduan suara di Jawa Timur melalui seni
dan budaya.
”Selain itu, harapannya festival ini dapat membuka pintu bagi komunitas internasional untuk datang dan mengenal Kota Surabaya,” ujar dia.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi M.T mengapresiasi gelaran SWCF untuk pertama kalinya di Surabaya. Sebagai Kota Metropolis, ujar Eri, Surabaya kaya akan seni dan budaya. “Saya menyambut datangnya peserta yang akan mengikuti festival ini di Kota Pahlawan dengan tangan terbuka. Harapannya semua peserta dapat menikmati keindahan Kota Surabaya dan
keramahan penduduknya.” kata Eri waktu itu.
Sementara Patron SWCF, Herlina Harsono Njoto M.Psi beharap, hadirnya SWCF di Surabaya bisa berdampak positif bagi sektor periwisata. Termasuk di dalamnya sektor-sektor pendukung seperti perhotelan dan keberadaan UMKM sehingga bisa menumbuhkan ekonomi lokal Surabaya.
”Oleh sebab itu, hadirnya festival ini di Kota Surabaya tidak hanya menawarkan panggung seni yang memukau, tetapi juga pengalaman wisata yang kaya dengan perpaduan antara arsitektur kota tua, pusat perbelanjaan modern, dan aneka ragam kuliner. Sehingga Surabaya bisa lebih dikenal di dunia intenasional,” kata dia.
Anggota DPRD Surabaya ini juga berhadap, SWCF mampu menjadi wadah edukasi dan pertukaran budaya bagi para peserta.”Ini menarik, para peserta bisa saling mengenal budaya masing-masing,” katanya.
Dinar Primasti selaku arranger atau pengarah SWCF mengatakan, choir atau padua suara di Surabaya banyak memiliki bakal prestasi internasional. Hal ini, kata Dina, bisa membawa nama baik Kota Surabaya dan Indonesia ke dunia intenasional. Imbasnya, kata dia, dengan gelaran SWCF para pelaku di dunia choir (juri/ conductor/ penyanyi) bisa mengenal lebih
dekat kota Surabaya, kota asal choir-choir juara.
”Saya rindu SWCF ini akan bisa rutin diadakan, entah setahun sekali atau dua tahun sekali.” katanya.
Sementara untuk dewan juri pada ajang The 1 st SWCF terdiri Tommyanto Kandisaputra (Indonesia), Lee Shiak Yao (Malaysia), Maria TheresaVizconde-Roldan (Philippines), Gunyoon Lee (South Korea), Luciana D. Oendoen (Indonesia), dan Daud Kosasih (Indonesia). [dre]