Situbondo, Bhirawa.
Sedikitnya ada belasan ABK nelayan yang tenggelam saat melaut dari Pesisir Panarukan berhasil diselamatkan, Rabu malam (4/9/2024).
Kapolres Situbondo AKBP Rezi Dharmawan melalui Kasat Polairud AKP Gede Sukarmadiyasa mengatakan, personil Satpolairud menerima laporan dari masyarakat jika ada kapal nelayan yang mengalami kebocoran dan tenggelam di perairan Panarukan, Kabupaten Situbondo.
Kapal berisi belasan ABK tersebut berhasil selamat setelah ditolong oleh kapal gardan Srikandi yang juga melaut di perairan Panarukan. Termasuk nahkoda beserta belasan ABK berhasil dievakuasi ke pesisir pantai Panarukan untuk mendapat pertolongan.
“Satpolairud bersama Pos TNI AL Panarukan serta instansi terkait melakukan evakuasi terhadap belasan ABK kapal yang tenggelam dari kapal Gardan. Mereka ikut menolong dan mendata serta mengantarkan agar dijemput keluarganya,” terang Gede Sukarmadiyasa.
Berdasarkan keterangan salah satu saksi, kata Gede Sukarmadiyasa, kapal jenis Slerek tersebut dengan nama lambung Laksana 01 di nahkodai oleh Net (50) bersama belasan ABK. Kapal tersebut berangkat dari pesisir pantai Panarukan pada Rabu malam sekitar pukul 21.00 wib.
“Setelah berlayar sekitar 5 mil, lambung kapal mengalami kebocoran sehingga air laut masuk dan menyebabkan kapal tenggelam,” tambah Gede.
Saat kejadian, lanjut Gede, para ABK bertahan dengan memegang jirigen dan box ikan berikut alat bantu untuk dapat mengapung.
Dan beruntung beberapa saat kemudian ada Kapal Gardan dengan nama lambung Srikandi yang dinahkodai Surais (55) hendak melintas ke Panarukan sehingga ABK kapal Gardan tersebut melakukan pertolongan dan mengevakuasi semua ABK ke pantai.
“Nahkoda dan belasan ABK berhasil selamat dan dalam kondisi sehat. Tidak ada korban jiwa, hanya mengalami kerugian kapal berserta mesin dan alat tangkap ikan yang tenggelam saat kejadian,” jelas Gede.
Guna mengantisipasi kejadian tersebut tidak terulang kembali, Gede Sukarmadiyasa mengimbau para nelayan agar melakukan ram cek secara rutin terhadap kapal atau perahu sebelum digunakan untuk melaut.
Sehingga dapat mengantisipasi kejadian kecelakaan laut yang disebabkan oleh ketidaklayakan kapal atau perahu. Selain itu, imbuh Gede, nelayan hendaknya membawa Life Jaket guna sarana pertolongan apabila terjadi kecelakaan laut.
Itu karena, papar Gede, para nelayan berhadapan dengan alam yang pada saat ini angin dan gelombang laut tidak menentu.
“Kami berharap kejadian ini menjadi pelajaran bagi seluruh masyarakat nelayan untuk selalu berhati-hati. Sebaiknya cek kelayakan kapal atau perahu sebelum melaut serta tidak memaksakan diri apabila cuaca ekstrim. Terakhir wajib membawa alat keselamatan seperti life jaket. Keselamatan harus menjadi prioritas utama,” pungkas Gede. [awi.dre]