Prof Dr Andun Sudijandoko M.Kes AIFO
Dr Andun Sudijandoko M.Kes AIFO berhasil meraih gelar profesor dan dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Olahraga Rekreasi dan Kesehatan Universitas Negeri Surabaya (UNESA).
Pengukuhan digelar melalui Rapat Terbuka Senat Akademik UNESA bersama 13 Guru Besar lainnya di Graha Sawunggaling, Minggu (22/12) yang dihadiri Rektor UNESA, Prof. Dr. Nur Hasan, M.Kes.
Sebelum dikukuhkan sebagai guru besar, Andun telah menerbitkan tujuh jurnal dan lima buku di bidang olahraga. Jurnal yang mengantarkan meraih gelar Guru Besar adalah The Preventive Efficacy of Selenium Supplements on Muscle Soreness Post Heavy Eccentric Exercise yang diterbitkan Internasional Journal Disabil Sport Health Sci tahun 2024.
Profesor Andun juga pernah menulis buku Memelihara Tradisi Membangun Olahraga : Geliat Bangsa Melestarikan Olahraga Tradisional yang diterbitkan Gramedia tahun 2007.
“Suatu penghargaan yang besar bagi saya, atas atas pengukuhan Gelar Profesor dalam ranah Sport Science (Ilmu Keolahragaan) dimana usulan dalam bidang IImu Sport Recreation and Health (Olahraga Rekreasi dan Kesehatan) ini mengantarkan saya menjadi Guru Besar di UNESA,” kata Prof Andun.
Menurutnya, dalam pohon ilmu di Sport Science, olahraga rekreasi tidak dapat dipisahkan dan merupakan satu kesatuan dalam Sport For All (olahraga untuk semua).
“Olahraga rekreasi merupakan aktivitas fisik berupa olahraga yang dilakukan diwaktu senggang, dengan tujuan untuk bersenang-senang, mengurangi stres dan meningkatkan kesehatan tubuh secara santai dan tidak terburu-buru,” kata pria yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua I Komite Olahraga Masyarakat Indonesia (KORMI) Jawa Timur itu.
Berbeda dengan olahraga kompetitif yang menekankan pada pencapaian prestasi dan kemenangan, olahraga rekreasi lebih fokus pada kesenangan, kebugaran dan relaksasi. Olahraga rekreasi pada umumnya dilakukan oleh masyarakat awam (non atlet) yang berharap selain untuk menjaga kebugaran dan kesehatan juga mendapatkan manfaat lain, yaitu bersenang-senang dan mengurangi stres.
Olahraga rekreasi jika dilakukan dalam intensitas rendah maupun sedang dan teratur akan memberikan dampak yang positif terhadap kebugaran dan kesehatan. Jika dilakukan dengan intensitas yang tinggi, juga akan memberikan dampak terjadinya kerusakan otot dan inflamasi.
Beberapa studi dan observasi terhadap masyarakat yang melakukan aktivitas olahraga rekreasi, tidak jarang ditemukan pada mereka DOMS (Delayed Onset Muscle Soreness) setelah melakukan aktivitas olahraga rekreasi.
Beberapa kajian teori menyebutkan bahwa kejadian DOMS erat kaitannya dengan kejadian kerusakan otot maupun inflamasi seluler, sehingga jika tidak dilakukan penanganan akan berdampak negatif bagi partisipan olahraga rekreasi yakni kerusakan DNA dan penuaan dini.
“Studi kami terkait penanganan DOMS pada akivitas fisik berupa latihan dan olahraga, bahwa suplemen selenium dari kacang-kacangan yang telah diekstrak dalam bentuk kapsul mampu mengurangi resiko terjadinya kerusakan otot dan inflamasi yang diakibatkan pelaksanaan olahraga rekreasi khususnya dan cabang olahraga lain pada umumnya,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, olahraga rekreasi dan nutrisi merupakan satu kesatuan yang memiliki keterkaitan yang erat, karena keduanya dapat saling mempengaruhi dalam hal meningkatkan kesehatan tubuh dan mendukung proses pemulihan setelah beraktivitas fisik. Selanjutnya ke depan, ia ingin melakukan studi dan pengembangan terhadap kemanfaatan olahraga rekreasi yang aman bagi seluruh masyarakat. Baik berupa studi terhadap intensitas, gerakan dan jenis maupun olahraga rekreasi lain yang baru.
“Kami akan selalu terbuka untuk mendapatkan masukan dan saran yang membangun dalam bidang olahraga rekreasi dan kesehatan dari seluruh pihak. Masukan berupa saran terhadap arah studi dalam pengembangan yang terkait dengan bidang olahraga rekreasi dan kesehatan yang nantinya akan menjadi bahan pertimbangan kami dalam mengembangkan olahraga rekreasi, sehingga diharapkan cita-cita masyarakat yang bugar dan sehat dapat terwujud,” pungkasnya. [wwn.gat]