Kota Blitar, Bhirawa
Peringatan Haul Presiden Pertama RI Ir. Soekarno yang dikenal dengan Haul Bung Karno setiap tanggal 21 Juni, selain dipenuhi dengan kehadiran kader PDIP juga dihadiri Menteri Agama RI, KH. Nasaruddin Umar.
Secara prosesi acara, pelaksanaan Haul Bung Karno yang diawali dengan khotmil Al – Qur’an dan doa Lintas Agama yang digelar pada Jumat (20/6) dan malamnya dilanjutkan dengan selamatan akbar 5.000 tumpeng dan pengajian oleh KH. Ahmad Muwafiq atau lebih dikenal dengan Kyai Muwafiq atau Gus Muwafiq.
Tampak hadir pada acara Haul Bung Karno selain Menteri Agama RI, KH. Nasaruddin Umar, dari keluarga Bung Karno yang hadir yakni Sukmawati Soekarnoputri, Romy Soekarno anak dari Rachmawati dan Putra Soekarno Al-Hadad anak dari Sukmawati, serta tokoh nasional diantaranya Ganjar Pranowo, Romy Soekarno, Sukmawati Soekarnoputri, Tri Rismaharini, Said Abdullah, serta kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dan para jajaran petinggi DPD PDI Perjuangan Jawa Timur, Bupati Blitar Rijanto, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, dan Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi.
“Bung Karno adalah simbol pemersatu bangsa Indonesia, sekaligus pemersatu dunia. Selain kemerdekaan Indonesia, Bung Karno juga banyak mendorong kemerdekaan bangsa-bangsa lain. Sehingga pada Haul Bung Karno ke-55 ini menjadi momentum untuk merefleksikan dan meneladani ajaran Bung Karno,” kata Wali Kota Blitar, Syauqul Muhibbin.
Kemudian pada Sabtu (21/6) acara Haul Bung Karno dilaksanakan dengan Ziarah Kebangsaan di kompleks Makam Bung Karno, dimana doa dipimpin langsung oleh Menteri Agama RI, KH. Nasaruddin Umar yang juga sempat memberikan ceramah dengan menyampaikan bahwa Haul maupun peringatan kematian seseorang boleh dilakukan.
Terlebih bagi Bung Karno yang merupakan Pahlawan Bangsa. Jasanya juga besar terhadap peradaban bangsa Indonesia.
“Haul sebagai sarana penguatan spiritual bangsa. Menurutnya, ziarah ini bukan hanya bentuk penghormatan kepada Bung Karno sebagai tokoh proklamator, tetapi juga sebagai momentum untuk memperdalam rasa dan semangat kebangsaan yang diwariskan,” ujarnya. [htn.dre]