Gresik, Bhirawa
Puluhan massa Paser Wong Bodho melakukan aksi unjuk rasa di Pengadilan Negeri (PN) Gresik, di Jl Raya Permata, Kecamatan Kebomas, Rabu (19/11). Massa menuntut agar rencana eksekusi yang dilakukan pengadilan atas tanah di Desa Suci, Kecamatan Manyar milik H Sadji Ali Afandi ditunda.
Koordinator unjuk rasa, Sugito mengatakan, sebidang tanah Sertifikat Hak Milik, Nomor 03091 Desa Suci Kecamatan Manyar Gresik adalah pemilik H. Sadji Ali Afandi, warga Sukorame, Kecamatan Gresik. Menurut Sugito, sertifikat tanah itu dipinjam Ketut Indarto untuk pinjam uang di bank. Selain itu, tidak pernah ada jual beli antara H Sadji dengan Ketut Indarto.
”Namun, oleh Ketut Indarto, diduga dibalik nama atas nama Ketut Indarto pada tahun 2015 dan ada rekayasa jual beli pada tahun 2016 dengan harga Rp 59 juta untuk tanah seluas 1.390 meter persegi . Oleh karena itu, kami atas nama H Sadji yang didholimi, menolak eksekusi yang akan dilakukan Pengadilan Negeri Gresik besok,” kata Sugito.
Selain itu, Sugito menambahkan, akan mengawal proses eksekusi yang tidak benar sampai ke Pemerintah Pusat. ”Putusan eksekusi itu hak PN Gresik. Tapi, kami akan mengharapkan ada penundaan, sebab sertifikat tanah tersebut masih dalam jaminan di Bank BRI,” katanya.
Selain itu, H Sadji mengatakan, peminjaman sertifikat tanah kepada Ketut Indarto hanya untuk meminjam di bank, menambah modal usaha. ”Tidak ada jual beli dari sertifikat tanah tersebut kepada Ketut Indarto,” kata Sadji.
Sementara Juru Bicara PN Gresik, M Aunur Rofiq mengatakan, PN Gresik hanya melaksanakan putusan Pengadilan yang sudah mempunyai putusan hukum tetap. ”Kami hanya melaksanakan amar putusan untuk melaksanakan eksekusi atas putusan Kasasi yang menguatkan putusan banding,” kata Aunur Rofiq didampingi Jubir PN Gresik, Donald Everly Malubaya.
Dari unjuk rasa ini, puluhan massa tidak ada yang masuk ke Kantor PN Gresik untuk bermediasi dengan Juru Bicara PN Gresik, sehingga aksi berjalan lancar dan aman dengan dijaga ketat jajaran Polsek Kebomas. [eri.fen]