Kota Mojokerto, Bhirawa
Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari atau yang akrab disapa Ning Ita mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama menjaga kondusifitas dan memperkuat persatuan di tengah dinamika politik yang berkembang menjelang tahun politik.
Dalam acara bertajuk “Penguatan Etika dan Budaya Politik dalam Menjaga Kondusivitas dan Persatuan di Daerah” yang digelar di Pendopo Sabha Kridatama Rumah Rakyat, Kamis (13/11), Ning Ita menegaskan bahwa politik seharusnya dijalankan dengan menjunjung tinggi nilai etika serta semangat persatuan.
“Kita memang punya hak untuk berpolitik, tetapi jangan sampai dalam berpolitik itu justru mengancam kondusifitas dan persatuan yang ada. Hidup damai berdampingan dalam kebhinekaan jauh lebih penting untuk kita jaga bersama,” ujar Ning Ita.
Ia menambahkan, perbedaan pandangan dan pilihan politik merupakan hal yang lumrah dalam sistem demokrasi. Namun, setelah kontestasi politik selesai, seluruh masyarakat harus kembali bersatu untuk bersama-sama membangun Kota Mojokerto.
“Perbedaan dalam menentukan pilihan itu hal yang biasa. Tapi setelahnya, kita harus bersatu kembali untuk membangun Kota Mojokerto,” tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Ning Ita juga menyoroti penggunaan teknologi informasi yang kini menjadi bagian dari dinamika politik. Menurutnya, kemajuan teknologi dapat menjadi ancaman apabila digunakan untuk menyebarkan berita yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Ia turut mengapresiasi kondisi Kota Mojokerto yang hingga kini tetap kondusif dan dikenal memiliki tingkat toleransi yang tinggi di tingkat nasional.
Lebih lanjut, Ning Ita menjelaskan bahwa penguatan etika dan budaya politik merupakan bagian dari cita kedua dalam Panca Cita Kota Mojokerto yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
“Dengan mengedepankan penguatan etika dan budaya berpolitik yang baik, kita sebenarnya telah berkontribusi mewujudkan cita kedua dalam Panca Cita Kota Mojokerto,” pungkasnya.
Acara tersebut turut menghadirkan narasumber akademisi dari Universitas Airlangga, Suko Widodo, serta diikuti oleh para tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, dan perwakilan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM). [oky.dre]


