Jakarta, Bhirawa
Kementerian Hukum (Kanwil Kemenkum) Jawa Timur mengukir prestasi melalui program Kekayaan Intelektual. Ini dibuktikan Kemenkum Jatim dengan meraih penghargaan Terbaik I dalam Melaksanakan Program Kekayaan Intelektual Tahun 2025 secara Nasional.
“Capaian ini merupakan hasil kerja kolektif berbagai pihak, baik dari internal maupun mitra eksternal. Kami berharap penghargaan ini menjadi penyemangat untuk meningkatkan kinerja yang lebih baik lagi,” kata Kepala Kanwil (Kakanwil) Kemenkum Jatim, Haris Sukamto saat menerima penghargaan dalam acara Expose Kinerja Satu Dekade & Apresiasi Kekayaan Intelektual, Rabu (4/6) di Graha Pengayoman, Jakarta.
Haris mengapresiasi atas penghargaan yang diterima. Sebab, penghargaan ini menjadi capaian kinerja instansi yang dipimpinnya. Diakuinya, capaian Kanwil Kemenkum Jatim dalam lima bulan pertama di 2025 cukup mengesankan.
“Permohonan Hak atas Kekayaan Intelektual di Jatim memang luar biasa, mencapai 15.103 permohonan selama lima bulan terakhir,” jelasnya.
Menurutnya, produk karya cipta menjadi jenis kekayaan intelektual yang paling banyak dimohonkan untuk mendapatkan hak cipta dengan 8.426 permohonan. Kedua, masyarakat Jawa Timur sangat antusias dengan permohonan merek dagang dengan 6.165 permohonan.
“Kami telah menghasilkan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp13,4 miliar,” terang Haris.
Sementara itu, Menteri Hukum, Supratman Andi Agtas dalam arahannya menyampaikan apresiasi terhadap kinerja Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) serta dukungan para mitra kerja. Pihaknya menekankan pentingnya peran kantor wilayah sebagai garda terdepan dalam memberikan pelayanan kepada publik.
“Ini menjadi bukti bahwa kerja keras terus dilakukan demi menjadikan kekayaan intelektual sebagai arus utama penopang ekonomi negara. Jadikan momen ini sebagai pemicu untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat,” tegasnya.
Acara ini, lanjut Supratman, digelar dalam rangka memperingati Hari Kekayaan Intelektual Sedunia 2025. Yakni dengan tema “Majukan Indonesia dengan Karya Kreatif dan Inovatif Anak Bangsa yang Terlindungi di Era Digital”.
“Acara ini sekaligus menjadi refleksi capaian satu dekade perlindungan kekayaan intelektual nasional. Dan penguatan kolaborasi dalam menghadapi tantangan era digital,” pungkasnya. [bed.gat]