28 C
Sidoarjo
Wednesday, November 27, 2024
spot_img

Ubaya Edukasi Masyarakat Pentingnya Penggunaan Antibiotik Secara Rasional


Surabaya, Bhirawa
Dosen Fakultas Farmasi Universitas Surabaya (Ubaya), Dr Apt Fauna Herawati MFarm Klin, mengedukasi dan mengajak masyarakat serta tenaga kesehatan untuk menggunakan antibiotik secara rasional.

Kementerian Kesehatan Indonesia (kemkes.go.id) telah menemukan peningkatan resistensi antibiotik pada bakteri jenis Escherichia coli dan Klebsiella pneumoniae yang dinilai berbahaya, kedua bakteri itu dapat menyebabkan kematian dan menyerang seluruh sistem organ dalam tubuh manusia.

Fauna menjelaskan, tubuh manusia akan bergejala ketika satu bakteri kuat berhasil beradaptasi dan membentuk koloni dalam jumlah yang banyak.

“Antibiotik bekerja bila struktur kimia antibiotik berikatan dengan protein reseptor bakteri seperti kunci dan anak kunci, sehingga perkembangan bakteri terhambat,” jelasnya.

Fauna juga mengingatkan ketika mengonsumsi antibiotik tertentu, bakteri bisa bermutasi sehingga strukturnya tidak cocok lagi. Berakibat kita sakit oleh bakteri yang kuat, antibiotik yang sudah dikonsumsi tidak bisa diberikan lagi.

“Sering kali masyarakat terburu-buru membeli antibiotik, padahal penyakitnya bukan karena bakteri,” tutur Fauna.

Penyakit yang disebabkan oleh virus biasanya akan membaik dalam 3-5 hari dengan pengobatan simptomatik, yaitu obat untuk mengurangi keluhan gejala sakit, Jika lebih dari itu, apoteker biasanya akan memberikan rujukan untuk pemeriksaan lebih lanjut ke dokter untuk observasi apakah terinfeksi bakteri atau bukan, penggunaan antibiotik itu sudah ada rambu-rambunya.

Fauna juga mengatakan, program pengendalian bakteri resisten dan resistensi antibiotik dapat dilakukan melalui kolaborasi dari tenaga kesehatan yang disertai oleh kesadaran penggunaan antibiotik yang rasional.

Berita Terkait :  249 Kades se-Tulungagung Terima SK Perpanjangan

“Riwayat penggunaan antibiotik di tiga bulan terakhir dan penegakkan diagnosis penyakit infeksi sangat penting untuk dilakukan, penting bagi tenaga medis untuk mendiagnosis tingkat keparahan penyakit infeksi dan pilihan terapi secara empiris sesuai dengan mikroorganisme penyebab infeksi pada pasien. Informasi tentang penggunaan antibiotik di tiga bulan terakhir dapat membantu mengenali potensi bakteri resisten dan menggunakan pilihan antibiotik yang sensitif sehingga keberhasilan terapi tercapai,” ujar Fauna.

Fauna membuktikan hasil penelitiannya di tahun 2020 tentang hubungan antara pengetahuan dan keyakinan terhadap kepatuhan pasien dalam menggunakan antibiotik. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa masyarakat sudah mengetahui adanya bakteri kebal antibiotik, tetapi masyarakat tetap mengonsumsi antibiotik secara sembarangan karena persepsi tentang bakteri resisten dapat menyebabkan kematian rendah.

Fauna menambahkan, pasien yang merasa pusing, demam, atau reaksi inflamasi lainnya seringkali merasa pulih akibat konsumsi antibiotik, jadi mereka merasa disembuhkan antibiotik. Padahal bukan karena antibiotiknya tetapi memang karena sudah waktunya sembuh.

“Penggunaan antibiotik terus dilakukan tanpa pengawasan tenaga kesehatan, resistensi antibiotik dikhawatirkan dapat menyebabkan ketersediaan pilihan antibiotik berkurang. Yang ditakutkan, penyakit infeksi bakteri tertentu menjadi sulit disembuhkan karena tidak ada antibiotik yang bisa mengatasi,” tandasnya. [ren.fen]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berita Terbaru

spot_imgspot_imgspot_img