Bojonegoro, Bhirawa.
Kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) mewabah di Kabupaten Bojonegoro. Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Bojonegoro menyebutkan terdapat 238 ekor sapi yang menunjukan suspek PMK.
“Kalau dari laporan yang masuk kepada kami, penyakit mulut dan kuku ini sudah menyebar ke seluruh Kecamatan di Bojonegoro,” Kata Kabid Kesehatan hewan, pengolahan dan pemasaran hasil peternakan Disnakan Kabupaten Bojonegoro, dr Ludvi Nurrahman, kepada Bhirawa kemarin (13/1).
Maka dari itu, pihaknya terus mengimbau kepada peternak agar melaporkan jika mendapati sapinya-sedang sakit atau mati agar bisa segera dilakukan penanganan lebih jauh. “Segera lapor petugas peternakan kecamatan bila ternaknya menunjukkan gejala sakit, seperti nafsu makan turun, mbeler hidungnya, air liur berlebihan, maupun pincang,” imbuhnya.
Selain beberapa gejala di atas, sapi ternak yang terindikasi PMK juga memiliki ciri diantaranya demam tinggi, sekitar 39-41°C, luka berisi cairan pada lidah, gusi, hidung, tercak, atau kuku, keluar air liur berlebihan (hipersalivasi), hilang nafsu makan, bibir bergetar dan mulut berbusa, penurunan berat badan, serta berkurangnya produksi susu akibat mastitis.
“Jika seperti itu, ternak jangan dimandikan dulu, diberi penghangat/bediang, tidak melihat ternak yang sakit, tidak melalulintaskan atau jual beli ternak yang sakit, diberi minum air hangat, bisa pakai ramuan tradisional untuk minum (kunyit, madu, jeruk nipis),” ungkapnya.
Pihaknya juga saat ini berfokus pada vaksinasi sebagai langkah antisipasi. “Kami tengah berfokus untuk melakukan langkah pencegahan melalui penyuntikan vaksin,” katanya.
Selain itu melakukan pengobatan ternak sakit yang menunjukkan gejala klinis pmk. Desinfeksi penyemprotan desinfektan di kandang ternak yang sakit dan pasar hewan. Penyuluhan/ KIE ke peternak pengobatan ternak.[bas.ca]