Surabaya, Bhirawa
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) memutuskan biaya Dana Pengembangan Pendidikan (DPP) dan Dana Operasional Pendidikan (DOP) tahun akademik 2025 – 2026 yang akan datang tidak dinaikkan, di Ruangan Rapat Rektorat lantai 8 Tower Unesa, Surabaya.
Menyusul pengumuman BPS tentang terjadinya deflasi dalam lima bulan terakhir, sehingga terjadinya penurunan daya beli di masyarakat, Rektor Unusa Prof Dr Achmad Jazidie M Eng, memutuskan memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk bisa memperoleh layanan pendidikan tinggi di tengah gejolak berbagai kenaikan dan turunnya daya beli masyarakat.
“Memang banyak pakar ekonomi belum berani menyimpulkan secara tegas kenapa terjadi penurunan daya beli di masyarakat, apakah karena persediaan yang melimpah ataukah karena publik kesulitan keuangan,” ujarnya.
Jazidie, berkesimpulan kondisi ini karena banyak terjadinya PHK dan masih belum pulihnya kondisi perekonomian pasca Vovid-19, jadi memang sangat berat kondisi perekonomian kita.
“Kami memutuskan untuk tidak menaikkan DPP dan DOP untuk calon mahasiswa tahun akademik mendatang, meski sudah dua tahun terakhir ini Unusa juga tidak menaikkan dua biaya tersebut, padahal akreditasi institusinya sudah unggul dan 75 persen lebih prodinya juga terakreditasi unggul,” jelas Rektor Unusa.
Unusa mengenalkan tagline ‘Kampus Unggul Biaya Terjangkau’ selain Kampus Rahmatan Lil Alamin, sebagai langkah memberi kesempatan masyarakat untuk memperoleh layanan pendidikan tinggi, karena pendidikan harus tetap dikedepankan meski dalam kondisi krisis.
Selain kebijakan tidak menaikan DOP dan DPP, dalam kebijakan pembiayaan mahasiswa tahun akademik 2025-2026, Unusa juga memberikan kemudahan dalam mengangsur dua unsur pembiayaan tersebut.
“Bisa diangsur untuk biaya DPP selama setahun dan satu semester untuk DOP. Tentu kami juga memberi apresiasi bagi yang mau melunasi sejak awal akan diberikan potongan hingga 5%,” jelasnya.
Unusa juga bakal mengusahakan penambahan biaya untuk beasiswa baik dari Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (YARSIS) sebagai badan pengelola Unusa maupun dari lembaga lain, baik pemerintah maupun swasta.
“Tahun ini kami memberikan beasiswa kepada mahasiswa baru lebih dari 250 orang, mereka memperoleh dari KIP Kuliah maupun lembaga lain, meski baru menginjak usia 11 tahun Unusa sudah makin dikenal dan dipercaya masyarakat,” tutur Prof Dr Achmad Jazidie.
Salah satu mahasiswa Unusa yang mendapatkan beasiswa berprestasi, Olivia, sangat senang bisa merasakan kuliah melalui jalur beasiswa.
“Saya dari Kalimatan Barat, Kabupaten Sintang, bersukur tidak ada hambatan mencapai beasiswa di Unusa Surabaya, perasaan sangat senang sekali, saya mempunyai target lulus cepat dengan IPK yang sebagus mungkin,” tandas Prof Jazidie. [ren]