Kota Malang, Bhirawa
Pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, sukses menyelesaikan pemasangan PLTS di kaki Gunung Semeru, tepatnya Ranu Kumbolo, pada awal bulan Februari 2025.
Keberhasilan ini merupakan kerja solid tim gabungan dari berbagai pihak, antara lain Prodi Teknik Elektro ITN Malang, Himpunan Mahasiswa Pencinta Alam (Himakpa) ITN Malang, Ikatan Alumni Elektro (IKA Elektro) ITN Malang, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Gimbal Alas, Forum Silaturahmi (Forsil) Mapala Malang Raya, dan100 orang pendukung lainnya.
Proyek ini memakan waktu hampir tujuh hari, dengan perencanaan yang matang sebelumnya. Mulai dari pemberangkatan dari Kampus 2 ITN Malang pada Jumat 07 Februari 2025 lalu, pemasangan, pengujian, hingga secara simbolis diserahkan ke TNBTS pada Jumat 14 Februari 2025 di Ranu Kumbolo.
Ashadi, senior Himakpa ITN Malang sekaligus inisiator proyek mengungkapkan rasa syukurnya atas kesuksesan tim. Menurutnya, berkat kerja sama dan kegigihan tim, proyek pemasangan PLTS berjalan dengan lancar dan sukses.
Pihaknya mengaku bersyukur karena semua berjalan lancar, meski saat pemberangkatan dari Ranu Pane ke Ranu Kumbolo, dan pemasangan diiringi dengan hujan lebat. “Alhamdulillah akhirnya PLTS ITN Malang berhasil terpasang dan menyala. Ini berkat kekompakan semua tim, dan doa dari semua pihak,” ujarnya.
Ia menambahkan, ada beberapa tantangan yang dihadapi, seperti sruktur pondasi panel surya (solar cell) yang awalnya dirancang memakai pondasi biasa ternyata harus diubah menjadi pondasi ‘guy wire, yang akhirnya, 16 panel surya terpasang di atas 13 pondasi tsrsebut. “Fungsi utama guy wire untuk mencegah struktur/ pondasi goyang atau roboh akibat angin kencang di sekitar Ranu Kumbolo,” tambahnya.
Ashadi menerangkan bahwa guy wire ini rancangan salah satu alumnus Arsitektur ITN Malang angkatan 1983, yang dikenal dengan Mas Tito, yang juga ikut naik ke Ranu Kumbolo.
Alumnus Teknik Elektro ITN Malang angkatan 1984 ini memaparkan, setelah panel surya terpasang, uji coba praktis PLTS dilakukan selama tiga hari dan hasilnya memuaskan. Menurutnya, sistem pencahayaan yang dihasilkan cukup memadai, meskipun dalam kondisi cahaya redup.
“PLTS dengan kapasitas 3.2 kWp ini mampu menjalankan pompa air berdaya 1.200 Watt dan mengisi tandon air berkapasitas 3.200 liter dalam waktu kurang dari satu jam. Air ini akan digunakan untuk memenuhi tandon untuk toilet dan tempat wudu, memasak, dan kebutuhan lainnya,” ujar Ashadi.
Secara simbolis, proyek ini telah diserahkan kepada TNBTS dan siap digunakan oleh para pendaki serta wisatawan. “Dengan adanya PLTS ini, kami berharap Ranu Kumbolo dapat menjadi destinasi wisata yang lebih nyaman dan ramah lingkungan bagi semua pihak. Mari kita jaga bersama fasilitas ini agar tetap berfungsi dengan baik dan memberikan manfaat jangka panjang,” tandasnya.
Terpisah, Ketua Umum Himakpa ITN Malang Laelatul Fitriyah merasa senang Himakpa atas partisipasi pihaknya dalam proyek ini. “Kami berharap Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Himakpa dapat terus berkontribusi dalam menjaga lingkungan.Selain dapat berkolaborasi dengan mahasiswa Teknik Elektro, dari kegiatan ini Himakpa juga bisa lebih mengenalkan potensi organisasi mereka di kalangan internal kampus maupun eksternal,” urainya.
Mahasiswa Teknik Lingkungan ITN Malang angkatan 2021 ini menambahkan, kolaborasi juga menyangkut perawatan PLTS itu. “Sewaktu-waktu bisa dilakukan, karena kami memiliki akses lebih untuk maintenance PLTS,” tandasnya.
PLTS ini diharapkan dapat memberikan manfaat besar bagi para pendaki yang berkunjung ke Ranu Kumbolo dan Gunung Semeru, serta mendukung upaya menjaga kebersihan dan kelestarian alam. Pada kesempatan tersebut tim juga melakukan penanaman 250 bibit cemara gunung di sekitar Danau Ranu Kumbolo khususnya di Tanjakan Cinta sebagai bagian dari program lingkungan.
“PLTS ini juga mendukung green energy di Ranu Kumbolo yang sebelumnya menggunakan tenaga genset. Harapan kami semua bisa mendukung serta menjaga PLTS ini bersama-sama, sehingga menjadi percontohan bagi pengelola gunung yang lain,” ucap Muhammad Ali Reza, anggota Forsil Mapala Malang Raya ini. [mut.wwn]