26 C
Sidoarjo
Thursday, April 24, 2025
spot_img

Mixed Method: Solusi Riset Pendidikan Matematika yang Lebih Bermakna

Oleh :
R. H. Yanti Silitonga
Mahasiswa S3 Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Dosen Universitas Pattimura

Dalam dunia pendidikan modern, kebutuhan akan pendekatan penelitian yang mampu menangkap kompleksitas proses belajar semakin meningkat. Pendidikan matematika, sebagai salah satu bidang dengan karakteristik unik dan multidimensi, tidak cukup diteliti hanya melalui satu pendekatan tunggal. Di sinilah metode campuran atau mixed method hadir sebagai solusi yang memadukan kekuatan data kuantitatif dan kualitatif untuk menghasilkan pemahaman yang lebih komprehensif terhadap proses dan hasil pembelajaran.

Metode mixed method tidak hanya menjadi tren, tetapi telah menjadi pendekatan strategis dalam menjawab tantangan penelitian pendidikan, khususnya matematika. Pendekatan ini memungkinkan peneliti tidak hanya mengetahui berapa besar pengaruh suatu perlakuan (kuantitatif), tetapi juga mengapa dan bagaimana pengaruh itu terjadi (kualitatif). Dengan demikian, mixed method berkontribusi pada pengembangan pengetahuan yang tidak terfragmentasi dan lebih bermakna.

Terdapat tiga desain inti dalam mixed method yang paling sering digunakan dalam konteks pendidikan, yaitu:

Pertama, Convergent Design adalah pendekatan di mana data kuantitatif dan kualitatif dikumpulkan secara bersamaan, lalu dianalisis secara terpisah dan digabungkan untuk menginterpretasi hasil guna mendpatkan pemahaman yang lebih menyeluruh. Dalam konteks pembelajaran matematika, desain ini sangat sesuai untuk menilai efektivitas suatu intervensi, seperti penggunaan media kontekstual atau model pembelajaran tertentu.

Kedua, Explanatory Sequential Design memulai penelitian dengan pengumpulan data kuantitatif, lalu dilanjutkan dengan data kualitatif untuk menjelaskan hasil kuantitatif tersebut. Misalnya, setelah diketahui ada perbedaan hasil belajar antara dua kelompok siswa, wawancara dilakukan untuk memahami faktor-faktor yang memengaruhi hasil tersebut.

Berita Terkait :  Cipta Kesehatan Lingkungan, Polres Gresik Gelar Fogging Anti DBD

Ketiga, Exploratory Sequential Design diawali dengan eksplorasi kualitatif terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan data kuantitatif untuk menguji atau menggeneralisasi temuan dari tahap awal. Desain ini sangat cocok untuk pengembangan media atau modul matematika berbasis lokalitas dan kebutuhan siswa.

Selain desain inti, mixed method juga dapat diterapkan secara embedded, yaitu menyisipkan salah satu jenis data ke dalam pendekatan penelitian utama.

Skema ini meliputi: (1). Experimental Design. Peneliti menyisipkan data kualitatif ke dalam studi eksperimen (uji coba kuantitatif) agar hasil penelitian lebih kaya dan bermakna. Penelitian ini dapat diterapkan untuk menilai efektivitas metode pembelajaran berbasis proyek dalam meningkatkan pemahaman geometri. (2). Participatory Action Research Design. Penelitian yang melibatkan kolaborasi aktif antara peneliti dan partisipan, salah satu jenis data (kualitatif atau kuantitatif) disisipkan untuk memperkuat temuan dan pemahaman. Contohnya dalam pendidikan matematika, penelitian ini dapat digunakan untuk mengembangkan model pembelajaran diferensial yang sesuai dengan kebutuhan belajar siswa di kelas yang heterogen. (3). Multiple Case Study Design. Penelitian yang mencakup satu atau lebih desain inti (convergent, explanatory, exploratory) dalam memahami suatu kasus secara mendalam. Penelitian ini cocok untuk membandingkan praktik pembelajaran matematika di beberapa sekolah. Misalnya, bagaimana pendekatan pembelajaran kontekstual diterapkan di berbagai wilayah dengan karakteristik siswa yang berbeda. (4). Evaluation Study Design. Menggabungkan metode kualitatif dan kuantitatif untuk memberikan gambaran yang lebih mendalam tentang efektivitas suatu program atau intervensi. Dalam mengevaluasi program atau pelatihan guru matematika, data kuantitatif dapat mengukur dampak, sementara data kualitatif memberi insight terhadap proses dan tantangan implementasi.

Berita Terkait :  Pj Gubernur Adhy: Napak Tilas Perjuangan Kemerdekaan Bangsa

Meskipun mixed method menawarkan pendekatan yang komprehensif, pelaksanaannya tidak terlepas dari tantangan. Salah satu tantangan utama adalah kompleksitas desain penelitian. Penelitian mixed method membutuhkan perencanaan yang matang karena melibatkan pengelolaan dua jenis data dengan pendekatan analisis yang berbeda. Hal ini menuntut peneliti untuk memiliki pemahaman yang mendalam tentang kedua metode tersebut serta keterampilan teknis untuk menggabungkan hasil analisis yang saling berbeda.

Tantangan lainnya adalah kebutuhan waktu dan sumber daya yang lebih banyak. Mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif secara bersamaan memerlukan lebih banyak waktu untuk pengumpulan data, transkripsi wawancara, analisis naratif, dan integrasi hasil. Ini sering kali memerlukan tim peneliti yang besar atau dukungan perangkat lunak yang canggih untuk mengelola dan menganalisis data.

Selain itu, penguasaan metodologi ganda menjadi tantangan tersendiri. Peneliti harus menguasai baik metode kuantitatif maupun kualitatif untuk menjalankan penelitian mixed method dengan baik. Ini memerlukan pelatihan dan pengalaman yang lebih dalam tentang teknik analisis yang berbeda, sehingga hasil penelitian dapat valid dan dapat dipercaya.

Tantangan yang lain adalah kesulitan dalam mengintegrasikan data. Tidak jarang hasil kuantitatif dan kualitatif menunjukkan temuan yang bertolak belakang. Hal ini membuat interpretasi data menjadi lebih kompleks, dan peneliti harus hati-hati dalam menyelaraskan atau menjelaskan perbedaan tersebut.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, ada beberapa solusi yang bisa diterapkan. Perencanaan metodologis yang kuat sangat penting, di mana peneliti harus merancang alur penelitian secara rinci, mulai dari pengumpulan data, teknik analisis, hingga cara menggabungkan kedua jenis data secara efektif.

Berita Terkait :  Cek Kesehatan Gratis

Kolaborasi tim peneliti juga menjadi solusi yang efektif. Melibatkan peneliti dengan keahlian berbeda dalam kuantitatif dan kualitatif akan membantu meningkatkan kualitas penelitian serta mempercepat proses analisis.

Selain itu, pelatihan dan pengembangan kapasitas metodologi juga krusial untuk memastikan peneliti memiliki keterampilan yang diperlukan untuk mengelola kedua jenis data dengan baik. Dalam hal ini, pelatihan bersama atau workshop mixed method bisa membantu peneliti memperdalam keterampilannya.

Terakhir, untuk menghindari masalah dalam integrasi data, peneliti bisa menggunakan teknik validasi seperti triangulasi dan member checking untuk meningkatkan keandalan temuan. Triangulasi membantu membandingkan hasil yang didapat dari berbagai sumber, sementara member checking memberikan kesempatan kepada responden untuk memverifikasi temuan penelitian.

Mixed method merupakan pendekatan yang sangat berguna dalam penelitian pendidikan matematika karena memberikan pemahaman yang lebih mendalam dan holistik. Dengan menggabungkan analisis kuantitatif dan kualitatif, peneliti dapat memperoleh gambaran yang lebih komprehensif mengenai proses dan hasil pembelajaran. Meskipun terdapat tantangan dalam penerapannya, dengan perencanaan yang baik, kolaborasi tim yang solid, dan pelatihan metodologi yang memadai, tantangan tersebut dapat diatasi. Pada akhirnya, mixed method membantu menciptakan pendidikan matematika yang lebih bermakna, reflektif, dan kontekstual bagi siswa.

————— *** ——————

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru