26 C
Sidoarjo
Friday, April 25, 2025
spot_img

Angkat Budaya Tionghoa Cap Go Meh dalam Balutan Novel Fantasi ‘Warisan Dua Dunia’


Surabaya, Bhirawa
Dosen Visual Communication Desaign di Universitas Ciputra (VCD UC) Dr. Shienny Megawati Sutanto, S.Sn., M.M., M.Ds., luncurkan karya novel fantasi terbaru berjudul Warisan Dua Dunia. Karya ini bercerita tentang warisan budaya Tionghoa-Indonesia, khususnya tradisional Lontong Cap Go Meh.

Novel ini menjadi bagian dari proses disertasinya di program doktoral, yang dimulai sejak tahun 2022 saat ia memasuki semester tiga. Penelitian dan penulisan novel ini rampung pada Juni 2024, dan secara khusus dirilis bertepatan dengan perayaan Cap Go Meh.

Dalam Warisan Dua Dunia, Shienny menggali kekayaan budaya peranakan yang ia alami sendiri sejak kecil. Ia mengangkat pengalaman masa kecilnya yang dekat dengan Klenteng Hok An Kiong di Surabaya, tempat yang juga menjadi inspirasi utama dalam pembangunan dunia fantasinya. Menurutnya, tantangan terberat dalam menulis novel ini adalah membuat unsur budaya Tionghoa terasa menyatu dan alami dalam cerita, bukan sekadar tempelan atau imajinasi. “Menulis budaya itu tidak bisa cepat, butuh waktu dan riset yang dalam agar penyajiannya terasa menyatu dan tidak menggurui,” ujarnya, Selasa (15/4).

Shienny dikenal sebagai novelis dan ilustrator produktif yang telah melahirkan 10 novel fiksi sejak tahun 2010. Sebelumnya, ia aktif membuat komik tetapi karena tak lagi sanggup menggambar ratusan ilustrasi untuk setiap cerita, ia memilih membuat novel.

Dalam novel Warisan Dua Dunia, terdapat 18 ilustrasi ia buat, termasuk penggambaran 12 shio yang diakuinya sebagai bagian paling menantang. E-book novel ini juga dibuat berwarna, sementara versi cetaknya menggunakan hitam-putih.

Berita Terkait :  PT KAI Daop 7 Madiun Salurkan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Lebih dari Rp1 Miliar Sepanjang 2024

“Ilustrasi bangunan klenteng juga cukup rumit, karena harus akurat sekaligus selaras dengan gaya kartun yang saya usung. Menggabungkan elemen nyata dan fiksi itu tidak mudah,” katanya.

Selain sibuk mengajar, Shienny mengatur sendiri jadwal pengerjaan ilustrasi dan naskahnya. Ia mengaku lebih fleksibel karena bekerja untuk dirinya sendiri. Meski begitu, ia tetap menjaga target penyelesaian karya secara disiplin.

Salah satu karyanya yang paling populer sebelumnya adalah Thermelian, dan kini ia berharap Warisan Dua Dunia bisa membuka pintu bagi pembaca muda untuk lebih mengenal budaya Tionghoa-Indonesia melalui pendekatan yang menyenangkan.

“Dengan novel fantasi, saya ingin mengajak pembaca memahami budaya lewat cerita yang fun. Harapannya, budaya Tionghoa yang kaya ini bisa lebih dikenal luas, terutama oleh generasi muda,” tutupnya.

Sebuah novel terbaru berjudul “Warisan 2 Dunia” telah dirilis, mengangkat budaya Tionghoa khususnya perayaan Cap Go Meh dengan sentuhan fantasi yang unik. Novel ini merupakan hasil riset selama proses studi doktoral semester 3 pada tahun 2022 dan selesai pada Juni tahun lalu.

Penulis novel ini mengungkapkan bahwa idenya berasal dari pengalaman masa kecilnya yang tumbuh di lingkungan Tionghoa dan sering mengunjungi klenteng. Pengalaman tersebut kemudian dijadikan inspirasi untuk menulis novel yang mengangkat budaya Tionghoa dengan genre fantasi.

“Novel ini berbeda dengan karya-karya saya sebelumnya yang terinspirasi dari video game barat dan Jepang. Kali ini, saya ingin mengangkat elemen budaya Tionghoa dan mengkombinasikannya dengan gaya ilustrasi yang unik,” ungkap penulis.

Berita Terkait :  Kemiskinan Ekstrem Kota Madiun Nol Persen, Pemkot Siap Up Date Data Warga Kategori Miskin

Proses penulisan novel ini tidaklah mudah. Penulis menghadapi tantangan dalam memasukkan elemen Tionghoa secara natural dan tidak terkesan tempelan. Selain itu, proses ilustrasi juga memakan waktu lama karena harus menggambarkan bangunan klenteng dan ornamen-ornamen yang asli namun tetap terlihat kartun.

Novel “Warisan 2 Dunia” terdiri dari 16 bab dan dilengkapi dengan 18 ilustrasi. Penulis berharap bahwa novel ini dapat membantu masyarakat lebih mengenal budaya Tionghoa melalui cerita yang fun dan menarik.

Sebagai ilustrator, penulis memiliki pengalaman yang cukup luas dalam menggambar dan telah menghasilkan 10 novel fiksi sejak tahun 2010. Penulis berharap bahwa novel “Warisan 2 Dunia” dapat menjadi salah satu karya terbaiknya dan dapat dinikmati oleh pembaca.

Dengan dirilisnya novel ini, penulis berharap dapat menginspirasi masyarakat untuk lebih mengenal dan menghargai budaya Tionghoa. Selain itu, penulis juga berencana untuk membuat serial berikutnya yang mengangkat budaya lain. [ina.wwn]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru