Menjaga Kebugaran, Peningkatan Spiritual, Meningkatkan Gizi, hingga Melatih Kewirausahaan
Oleh:
Rachmat Caesar BW, Pemprov
UPT Rehabilitasi Sosial Bina Laras (RSBL) Kediri Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur (Dinsos Jatim) berupaya memberikan kontribusi nyata dalam mengentaskan penyandang masalah disabilitas Orang Dengan gangguan Jiwa (ODGJ) agar ada peningkatan taraf hidup dan pengembalian fungsi sosialnya dalam masyarakat.
Banyak aktivitas kegiatan yang diselenggarakan UPT tersebut agar penerima manfaat bisa memiliki kembali fungsi sosial dalam masyarakat. Mulai dari membangkitkan semangat dan kebugaran, pembinaan spiritual, hingga memberikan pelatihan kewirausahaan.
Kepala UPT RSBL Kediri Dinsos Jatim, Mohamad Zusron Ansori menyampaikan bahwa senam pagi telah menjadi rutinitas yang membawa dampak positif terhadap penerima manfaat.
“Senam dilaksanakan setiap pagi agar menjadi kebiasaan baik bagi PM. Diharapkan kegiatan ini bisa menjadi awal yang menyenangkan untuk menjalani aktivitas sehari-hari di balai,” pungkasnya
Kegiatan senam ini dipandu langsung oleh para pendamping dan pengasuh yang menyesuaikan gerakan dengan kondisi fisik masing-masing PM. Selain memandu senam, petugas juga menyampaikan pengarahan seputar kegiatan selanjutnya yang akan dijalani para PM.
“Gerakan dalam senam pagi ini dirancang untuk merangsang tubuh agar tetap aktif. Lagu-lagu yang dipilih pun bernuansa ceria agar para PM lebih bersemangat,” ujar salah satu pendamping.
Senam pagi bertujuan tidak hanya untuk melatih kebugaran fisik, tetapi juga membangun semangat dan suasana hati yang positif di kalangan PM.
Kemudian UPT RSBL Kediri Dinsos Jatim mendampingi penerima manfaat untuk berkegiatan salat wajib berjamaah untuk membentuk kebiasaan positif dan memperkuat keimanan. Kegiatan ibadah salat lima waktu berjamaah ini digelar setiap hari sebagai bagian dari program pembinaan spiritual di UPT RSBL Kediri.
Para PM didampingi langsung oleh petugas, mulai dari pelaksanaan hingga bimbingan tata cara ibadah. Salat berlangsung khusyuk, dan para PM dibiasakan untuk senantiasa bersyukur serta menjalankan kewajiban salat sebagai bentuk pendekatan diri kepada Tuhan.
“Pendampingan ini bertujuan membentuk kebiasaan baik dan meningkatkan ketakwaan para PM. Kami ingin menjadi teladan bagi para penerima manfaat. Petugas rutin salat berjamaah bersama mereka, serta saling mengingatkan agar tidak meninggalkan salat lima waktu,” ujarnya.
UPT RSBL Kediri Dinsos Jatim juga memprioritaskan gizi dalam menu harian penerima manfaat, selain itu mereka juga mempertimbangkan cita rasa agar lebih mudah diterima dan dinikmati.
Tim dapur UPT RSBL bekerja secara cermat dengan memperhatikan takaran gizi yang sesuai kebutuhan. Setiap menu disusun dengan komposisi seimbang, karbohidrat, protein, sayur, dan pelengkap seperti kerupuk, serta disesuaikan dengan selera PM.
“Kami terus mengevaluasi dan memastikan kualitas makanan, baik dari segi rasa maupun gizinya. Kami juga terbuka terhadap masukan dari PM agar mereka merasa nyaman dan senang setiap kali makan,” ungkapnha.
Dan tak kalah penting untuk penerima mamfaat, UPT RSBL Kediri Dinsos Jatim juga memberikan pelatihan untuk kemandirian seperti pembuatan keset, batik tulis, kemoceng dan sapu lidi.
D praktik pembuatan keset yang digelar di aula UPT RSBL Kediri,para PM diajarkan teknik membuat keset dari kain perca dengan metode anyam menggunakan alat khusus berbentuk cetakan.
Proses dimulai dari persiapan bahan, penganyaman, hingga penyelesaian produk. Meski terlihat sederhana, keterampilan ini membutuhkan ketelitian dan kesabaran demi menghasilkan keset yang layak pakai dan bernilai jual.
Zusron menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program rehabilitasi sosial untuk membekali PM dengan keahlian yang bermanfaat secara ekonomi. “Kami berusaha mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh penerima manfaat. Keset adalah produk yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari dan memiliki potensi pasar yang cukup luas,” ujarnya.
Kemudian para PM mendapatkan jufa pelatihan intensif teknik batik tulis mulai dari membuat sketsa hingga penggunaan canting. Kegiatan pelatihan ini tidak hanya bertujuan meningkatkan keterampilan, tetapi juga melatih konsentrasi, kesabaran, dan kreativitas para PM.
Mereka diajarkan menggambar sketsa pola menggunakan pensil, sebelum kemudian mengaplikasikan malam dengan canting pada kain. Ragam motif yang dihasilkan cukup beragam, mulai dari bunga, hewan, hingga kombinasi keduanya.
Begitu juga dalam pembuatan kemoceng hingga sapu lidi. Peserta mendapat bimbingan langsung dari instruktur berpengalaman yang tidak hanya mengajarkan teknik produksi, tetapi juga memberikan wawasan mengenai peluang pasar untuk produk buatan mereka.
Program pelatihan ini menjadi salah satu upaya UPT RSBL Kediri untuk mendorong penerima manfaat kembali berfungsi secara produktif di tengah masyarakat. Ke depan, keterampilan ini diharapkan mampu membuka peluang usaha kecil maupun pemanfaatan dalam kebutuhan rumah tangga sehari-hari.
Zusron berharap pelatihan ini tidak hanya meningkatkan keterampilan peserta, tetapi juga membuka peluang usaha mandiri yang dapat menunjang kehidupan mereka di kemudian hari.
Program pelatihan keterampilan merupakan bagian dari upaya UPT RSBL Kediri dalam mendorong pemulihan sosial dan ekonomi bagi PM agar bisa berdaya secara mandiri pascarehabilitasi. [rac.gat]