Tim Mabes Polri saat lakukan olah TKP disektar lokasi kecelakaan bus pariwisata dengan alat 3D Scanner, di Jalan Raya Boto, Kecamatan Lumbang, Probolinggo, Senin (15/9). Ayu Firdausiyah Ahmad.
Kota Probolinggo, Bhirawa.
Korlantas Mabes Polri turun langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) kecelakaan bus pariwisata yang menewaskan delapan karyawan RS Bina Sehat Jember, Senin pagi (15/9). Olah TKP kali ini menggunakan teknologi 3D Scanner untuk memastikan kronologi kejadian secara detail.
Dirgakum Korlantas Mabes Polri, Brigjen Pol Faizal, menjelaskan bahwa pemindaian lokasi dengan 3D Scanner dilakukan di sejumlah titik jalur. Alat ini digunakan untuk menggambarkan secara presisi pergerakan bus mulai awal hingga berhenti pasca kecelakaan.
“Olah TKP hari ini untuk memantapkan dan melengkapi kekurangan olah TKP sebelumnya, sehingga dapat ditarik kesimpulan penyebab terjadinya kecelakaan,” ujarnya.
Sebelumnya, diketahui bus pariwisata bernomor polisi P 7221 UG yang dikemudikan Albahri (59), warga Jember, mengangkut 52 karyawan RS Bina Sehat usai berwisata ke Bromo mengalami kecelakaan tepatnya di Jalan Raya Boto, Kecamatan Lumbang, Probolinggo, saat perjalanan pulang akibat rem blong pada Minggu siang (14/9).
Tragedi ini merenggut delapan nyawa, sementara 44 penumpang lainnya mengalami luka-luka dan mendapat perawatan di RSUD dr. Moh. Saleh, RSUD Ar-Rozy, serta RSUD Tongas.
Selain 3D Scanner, tim Mabes Polri juga mengoperasikan drone untuk memetakan jalur lokasi kecelakaan. Selama pemindaian berlangsung, arus lalu lintas dari arah Bromo maupun sebaliknya sempat dihentikan agar proses berjalan lancar tanpa gangguan kendaraan lain.
Lebih lanjut, Brigjen Faizal menyampaikan bahwa sopir bus masih dalam pemeriksaan mendalam, termasuk tes urine. “Kami sudah berkoordinasi dengan Polres Probolinggo dan Polda Jatim. Kasus ini masih dalam penyelidikan untuk menentukan pihak yang bertanggung jawab,” imbuhnya. (fir.hel)