Bojonegoro, Bhirawa
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro terus berupaya meningkatkan produktivitas sektor perkebunan, khususnya komoditas tembakau yang masih menjadi andalan petani setempat.
Salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah menyalurkan bantuan berupa hibah mesin perajang tembakau kepada sejumlah kelompok tani (poktan) melalui pendanaan dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBH-CHT).
Pada tahun 2025, sebanyak 8 kelompok tani di Bojonegoro menerima bantuan tersebut dengan total 17 unit mesin perajang. Bantuan ini diberikan berdasarkan hasil verifikasi proposal yang diajukan pada tahun 2024 dan hanya diberikan kepada kelompok tani, bukan perorangan.
“Bantuan ini diperuntukkan bagi kelompok tani dan harus digunakan secara kolektif. Jika terjadi reorganisasi, aset tetap menjadi milik kelompok,” ujar Kepala Bidang Sarana Prasarana dan Perlindungan Tanaman, DKPP Bojonegoro, Yuni Arba’atun, Kemarin (14/9).
Ia menegaskan bahwa hibah tersebut bertujuan untuk meningkatkan efisiensi kerja petani, meringankan biaya produksi, serta menjaga kualitas hasil pascapanen. Penerima hibah diwajibkan memenuhi sejumlah persyaratan administratif, seperti memiliki Surat Keterangan Terdaftar (SKT), belum pernah menerima bantuan serupa secara terus-menerus, dan bersedia melaporkan pemanfaatan alat yang diterima.
Diketahui, luas tanam tembakau di Bojonegoro pada tahun 2024 mencapai 15.965,94 hektare, tersebar di 26 kecamatan. Sementara hingga Juli 2025, luas tanam tercatat 11.320 hektare di wilayah yang sama.
Produksi tembakau juga mencatat angka yang cukup besar, yakni 5.297,58 ton rajangan dan 31.198,57 ton daun basah untuk jenis Jawa, serta 17.205,92 ton rajangan dan 101.299,57 ton daun basah untuk jenis Virginia.
Meski potensi tembakau cukup besar, petani dihadapkan pada berbagai tantangan, di antaranya keterbatasan alat dan mesin pertanian serta semakin terbatasnya tenaga kerja di sektor pertanian.
Oleh karena itu, hibah alsintan ini diharapkan mampu menjawab kebutuhan poktan dalam mendukung proses pra-tanam hingga pascapanen.
Ketua Kelompok Tani Sumberbondo, Desa Banjaranyar, Kecamatan Baureno, Kastihar, mengaku bersyukur atas bantuan mesin perajang yang diterima kelompoknya.
Ia berharap program ini dapat terus berlanjut mengingat sebagian besar masyarakat di wilayahnya menggantungkan hidup dari pertanian tembakau.
“Terima kasih kepada Bapak Bupati Setyo Wahono dan Ibu Wakil Bupati Nurul Azizah atas perhatian kepada petani. Bantuan ini sangat bermanfaat. Apalagi saat ini harga tembakau rajangan bisa mencapai Rp30 ribu hingga Rp 40 ribu per kilogram,” ujarnya.
Dengan adanya program ini, Pemkab Bojonegoro berharap efisiensi pascapanen semakin meningkat, nilai tambah komoditas tembakau terjaga, dan pendapatan petani terus mengalami peningkatan. [bas.gat]


