Tulungagung, Bhirawa
Jumlah penderita HIV/AIDS di Tulungagung terus bertambah. Pada tahun ini sampai November 2024 jumlah penderita baru sudah mencapai 200 orang.
Pj Bupati Tulungagung, Heru Suseno, saat menghadiri acara Hari Kesehatan Nasional (HKN) dan Hari AIDS se-Dunia tahun 2024 di Alun-Alun Kota Tulungagung, Minggu (1/12), mengakui jika setiap tahun terus terjadi penambahan jumlah penderita penyakit HIV/AIDS. Penambahan kasus jumlahnya cukup besar dan ini perlu penanganan serius.
Namun Pj Heru menyebut jumlah kasus HIV/AIDS di Tulungagung yang cukup besar dan masih bercokol di lima besar di Jawa Timur menandakan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Tulungagung bekerja. ”Kalau KPA-nya tidak aktif tidak akan muncul kasus baru,” tandasnya.
Pj Heru menyatakan, Pemkab Tulungagung akan terus berupaya menanggulangi penyakit HIV/AIDS. Salah satunya dengan mengajak KPA dan seluruh OPD lingkup Pemkab Tulungagung bekerja bersama untuk menutup kran yang menjadi sumber penambahan kasus HIV/AIDS yang salah satunya adalah pekerja seksual.
Sebelumnya, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung, Anna Sapti Saripah, membeberkan kasus HIV/AIDS di Tulungagung mencapai 3.910. Karena itu, untuk penanggulangannya perlu kolaborasi semua pihak untuk terlibat.
“Dilakukan secara pentahelix. Semua harus terlibat. Seperti KPA, Dinas Kesehatan, OPD, LSM, tokoh masyarakat, pelajar, tokoh agama dan lainnya,” paparnya.
Perempuan berjilbab ini sebelumnya juga mengatakan dalam rangkaian Hari AIDS se-Dunia tahun 2024 di Tulungagung sudah dilakukan beberapa kegiatan. Di antaranya, sosialisasi HIV/AIDS di Lapas, seminar HIV/AIDS dengan sasaran tenaga pendidik dan home visit bakti sosial dengan sasaran ODHIV.
Sementara itu, Sekretaris KPA Tulungagung, Ifadah Nur Rohmaniah, mengungkapkan pernah dalam satu hari terdeteksi tujuh orang terinfensi HIV/AIDS. Dan mereka secara administrasi tercatat bukan warga Tulungagung.
“Ada tren baru. Mereka bukan orang Tulungagung, tetapi bekerja di Tulungagung,” katanya prihatin.
Pj Heru menduga bisa saja kejadian tujuh orang itu merupakan upaya mobilisasi di Tulungagung. ”Saya kaget juga. Makanya perlu tutup kran seperti yang disampakan Pj Bupati. Dan itu salah satunya dengan penerbitan perbup dari Perda Nomor 4 Tahun 2021 tentang Penanggulangan HIV/AIDS,” tuturnya.
Saat ini, Perbup itu sedang berproses. Bahkan, lanjut Ifadah, skema besarnya tidak hanya sampai perbup tetapi juga menjadi kurikulum muatan lokal di sekolah.
Perempuan yang berprofesi sebagai psikolog ini sebelumnya juga membeberkan jika dari sekitar 200 orang temuan baru penderita HIV/AIDS pada tahun 2024 di antaranya berusia antara 14 tahun sampai 24 tahun. ”Ada dari semua kalangan. Yang memprihatinkan ada anak SMP juga,” ucapnya. [wed.fen]