Oleh :
Ani Sri Rahayu
Dosen Civic Hukum dan Trainer P2KK Univ. Muhammadiyah Malang
Generasi Z, yang kini memasuki usia dewasa dan menjadi bagian dari pemilih aktif dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024, membawa dinamika baru dalam lanskap politik Indonesia. Dengan akses informasi yang lebih luas dan cepat melalui internet, mereka menjadi kelompok yang kritis terhadap isu-isu politik dan sosial. Namun, keterlibatan mereka dalam dunia politik bukan tanpa tantangan. Generasi Z menghadapi berbagai hambatan, mulai dari ketidakpercayaan terhadap sistem politik, minimnya pengalaman politik, hingga terbatasnya representasi dalam pengambilan keputusan. Dan, Pilkada 2024 menjadi momentum penting untuk melihat sejauh mana mereka mampu menavigasi tantangan ini dan berkontribusi dalam menciptakan perubahan positif di masyarakat.
Partisipasi politik generasi Z di Pilkada 2024
Partisipasi politik generasi Z di Pilkada 2024 menjadi sorotan penting, mengingat peran aktif mereka dalam menentukan arah demokrasi Indonesia di masa depan. Sebagai generasi yang tumbuh ditengah perkembangan teknologi digital yang pesat, generasi Z memiliki cara-cara baru dalam mengakses informasi, berdiskusi, dan terlibat dalam proses politik. Namun, tantangan tetap ada, seperti bagaimana meningkatkan kesadaran politik mereka dan mendorong mereka untuk lebih berperan dalam pemilihan umum, khususnya dalam konteks Pilkada. Pemahaman terhadap karakteristik, preferensi, dan platform komunikasi yang digunakan oleh generasi Z akan sangat penting untuk menciptakan lingkungan politik yang lebih inklusif dan partisipatif.
Dengan kemajuan teknologi dan media sosial yang mendominasi kehidupan sehari-hari generasi Z, mereka memiliki akses yang lebih mudah untuk mengakses informasi politik secara real-time. Hal ini membuka peluang bagi mereka untuk lebih aktif dalam mendiskusikan isu-isu penting dan berbagi pandangan politik. Namun, meskipun mereka sering terlihat vokal di dunia maya, terdapat tantangan dalam mengubah keterlibatan digital ini menjadi partisipasi yang lebih konkret di dunia nyata, seperti saat memilih dalam Pilkada. Generasi Z cenderung mengutamakan transparansi, integritas, dan isu-isu yang relevan dengan kehidupan mereka.
Oleh karena itu, calon pemimpin dan partai politik harus mampu beradaptasi dengan cara berkomunikasi yang sesuai dengan preferensi generasi ini, guna mendorong mereka untuk tidak hanya berpartisipasi secara online, tetapi juga secara langsung dalam proses pemilihan. Di sisi lain, kesadaran politik generasi Z seringkali dipengaruhi oleh dinamika sosial yang terjadi di sekitarnya, termasuk gerakan sosial, kampanye daring, dan tren global yang berhubungan dengan isu-isu kemanusiaan dan keadilan.
Meskipun demikian, ada kekhawatiran bahwa mereka mungkin kurang memiliki pemahaman mendalam tentang sistem politik dan proses pemilu yang sebenarnya, yang bisa mengarah pada rendahnya tingkat partisipasi mereka dalam Pilkada. Untuk mengatasi hal ini, dibutuhkan upaya dari berbagai pihak, termasuk lembaga pendidikan, media, dan masyarakat sipil, untuk memberikan pendidikan politik yang lebih komprehensif dan relevan dengan kehidupan sehari-hari mereka. Dengan demikian, diharapkan generasi Z tidak hanya sekadar menjadi konsumen informasi, tetapi juga bisa menjadi aktor aktif yang berpartisipasi dalam pemilihan kepala daerah, memilih pemimpin yang sesuai dengan visi dan misi mereka dalam membangun daerah yang lebih baik.
Kendala politik generasi Z
Kendala politik yang dihadapi oleh generasi Z dalam Pilkada 2024 menjadi isu krusial yang perlu diperhatikan untuk memastikan partisipasi politik yang optimal dari kelompok usia ini. Meskipun generasi Z dikenal aktif di dunia digital dan memiliki potensi untuk mempengaruhi arah politik, banyak dari mereka yang menghadapi tantangan dalam berpartisipasi secara langsung dalam Pilkada. Salah satu kendala utama adalah kurangnya pemahaman mendalam mengenai proses politik dan peran penting mereka dalam menentukan pemimpin daerah.
Selain itu, ketidakpercayaan terhadap sistem politik dan fenomena apatisme politik yang semakin meningkat turut menjadi hambatan dalam mendorong partisipasi mereka. Untuk itu, penting untuk merancang pendekatan yang lebih inovatif dan relevan dalam pendidikan politik serta kampanye Pilkada agar dapat menarik perhatian dan meningkatkan partisipasi politik generasi Z di tahun 2024. Lugasnya, berikut beberapa langkah strategis yang perlu diambil untuk mengeliminasi kendala politik yang dihadapi generasi Z dalam Pilkada 2024.
Pertama, penting untuk meningkatkan literasi politik melalui pendidikan yang lebih inklusif dan berbasis teknologi. Kampanye yang mengedukasi generasi Z tentang pentingnya Pilkada, peran mereka sebagai pemilih, dan bagaimana memilih pemimpin yang tepat bisa dilakukan dengan pendekatan yang lebih menarik, seperti penggunaan platform digital, video pendek, dan infografis yang mudah dipahami.
Kedua, calon pemimpin dan partai politik perlu memperkuat komunikasi yang lebih terbuka dan transparan dengan generasi Z. Menggunakan media sosial dan platform digital yang lebih familiar bagi mereka untuk menjelaskan visi, misi, serta program kerja dapat meningkatkan keterlibatan mereka dalam diskusi politik.
Ketiga, penting juga untuk menciptakan ruang bagi generasi Z untuk berpartisipasi aktif dalam proses politik, misalnya melalui kampanye yang melibatkan mereka dalam pembuatan keputusan atau mendukung mereka sebagai calon pemimpin muda.
Keempat, untuk mengatasi rasa apatisme, perlu ada upaya untuk menunjukkan bahwa pilihan politik mereka benar-benar dapat membawa perubahan yang signifikan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya dengan menekankan isu-isu yang paling relevan bagi mereka, seperti pendidikan, lapangan kerja, dan keberlanjutan lingkungan.
Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan generasi Z dapat lebih aktif dan sadar akan pentingnya peran mereka dalam Pilkada 2024. Meningkatkan pemahaman mereka tentang proses politik serta menciptakan keterlibatan yang lebih langsung akan membantu mengatasi hambatan yang ada. Hal ini tidak hanya memperkuat demokrasi, tetapi juga memberikan generasi Z kesempatan untuk berkontribusi pada perubahan sosial yang lebih baik melalui pemilihan pemimpin daerah yang tepat. Jika upaya ini berhasil, generasi Z dapat menjadi kekuatan politik yang tidak hanya berpartisipasi dalam Pilkada 2024, tetapi juga dalam membentuk masa depan Indonesia yang lebih inklusif dan progresif.
————– *** —————–