Surabaya, Bhirawa
Mendukung penguatan program hiliriasi pangan dalam mendukung akselerasi pertumbuhan di wilayah Jawa, Bank Indonesia bersama dengan Kementerian/Lembaga terkait serta Pemerintah Daerah di seluruh wilayah menggelar kegiatan Java Regional Economic Forum 2024 yang mencakup kegiatan Rapat Koordinasi Wilayah dan Diseminasi Hasil Kajian mengenai hiliriasi pangan.
Adapun tema kegiatan tersebut adalah “Penguatan Hilirisasi Pangan dalam Mendukung Akselerasi Pertumbuhan di Wilayah Jawa” ini dihadiri oleh Asisten Deputi Ekonomi Digital – Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Direktur Industri Makanan, Hasil Laut, dan Perikanan – Ditjen Industri Agro – Kemenperin, Kementerian/Lembaga lainnya, serta Pemerintah Daerah dan Bank Indonesia se-Jawa.
Tema tersebut sejalan dengan fokus Pemerintah ke depan untuk mendorong hilirisasi pangan dalam program Asta Cita ke-5 dan sejalan dengan RPJMN dan RIPIN terkait dengan hilirisasi SDA dan penguatan Industri Pangan.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Erwin Gunawan Hutapea mengungkapkan urgensi dilakukan hilirisasi pangan sejalan dengan fokus Pemerintah saat ini yang tertuang dalam asta cita No.5 yang dituangkan dalam RPJMN terkait program hilirisasi SDA dan penguatan sektor pertanian.
“Selain itu, urgensi hilirisasi pangan sejalan dengan adanya peluang tingginya produksi tanaman pangan di tengah bahan baku industri masih mengambil dari pasokan impor,” terangnya, Kamis (21/11).
Erwin menambahkan Hilirisasi Pangan ke depan perlu difokuskan pada komoditas surplus untuk meningkatkan nilai tambah termasuk komoditas ekspor yang berbentuk material, maupun komoditas-komoditas lainnya dengan bobot inflasi yang tinggi untuk menjaga ketahanan pangan.
Sementara itu, dalam kegiatan Rapat Koordinasi Wilayah pada hari ini membahas mengenai peluang hilirisasi komoditas pangan yang difokuskan pada Padi, Aneka Cabai, Bawang Merah, Perikanan khususnya Udang dan Rumput Laut.
Telah dipetakan juga tantangan Hilirisasi pangan pada aspek 3P (P1: Penguatan Produksi dan bahan baku, P2: Penguatan Kebijakan dalam Mendukung Daya Saing, P3: Penguatan dalam aspek perdagangan).
Selanjutnya dalam rapat koordinasi wilayah secara umum telah dirumuskan strategi penguatan hilirisasi ke depan yang difokuskan pada tiga besaran strategi antara lain, upaya penguatan struktur produksi melalui fokus bantuan sarana prasarana dalam rangka mendukung produksi bahan baku pendukung hilirisasi.
Penguatan dukungan kebijakan lintas lembaga dalam rangka mendukung efisiensi biaya Produksi dan peningkatan daya saing.
Mendorong prioritisasi promosi investasi khususnya pada proyek hilirisasi pangan dan perluasan perdagangan di pasar domestik maupun pasar global (pasar non tradisional).
Selain itu juga, diselenggarakan kegiatan diseminasi hasil kajian sebagai upaya dalam mendorong hilirisasi pangan telah disusun Kajian Bersama dengan Perguruan Tinggi di wilayah Jawa dengan topik “Strategi Hilirisasi Pertanian Guna Meningkatkan Nilai Tambah dan Mendukung Ketahanan Pangan”.
“Kunci pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa adalah sinergi dan kolaborasi Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota sehingga supply-chain antar daerah semakin kuat, yang akhirnya dapat berdampak pada kesuksesan program hilirisasi pangan,” jelas Asisten Daerah Provinsi Jawa Timur, Ir Joko Irianto, M.Si.
Adapun komitmen berbagai pihak dalam mendorong hilirisasi pangan melalui : (i) penguatan strategi hilirisasi pangan melalui penguatan produksi bahan baku hulu sampai dengan hilir, (ii) strategi promosi investasi dengan prioritisasi pemetaan negara tujuan promosi, (ii) penguatan R&D sebagai upaya memperluas diversifikasi produk dan penguatan daya saing melalui inovasi pada input produksi.
Untuk itu, upaya hilirisasi pangan terus diperkuat melalui komitmen sinergi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Bank Indonesia maupun stakeholders lainnya.
Pada akhirnya upaya penguatan hilirisasi pangan diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif, didukung dengan inflasi yang stabil sehingga berdampak pada peningkatan penyerapan tenaga kerja dan pendapatan rumah tangga. [riq.gat]