Sumenep, Bhirawa
Sebanyak 64 titik atau desa rawan mengalami kekeringan yang mengakibatkan kekurangan air bersih terpetakan Pemkab Sumenep di wilayahnya selama kemarau panjang 2024. Puluhan desa itu tersebar di sejumlah kecamatan, baik daratan maupun kepulauan.
Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo mengatakan, setelah dilakukan pemetaan oleh dinas terkait, ditemukan sedikitnya 64 desa berpotensi mengalami kekeringan. Kekeringan tersebut diprediksi akan berdampak pada kekurangan air bersih selama musim kemarau ini.
“Kami sudah meminta dinas terkait untuk memetakan, daerah mana yang berpotensi mengalami kekeringan. Hasil sementara, ada 64 titik yang rawan terjadi kekeringan,” kata Bupati Fauzi, Senin (19/8).
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulanan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumenep, Achmad Laili Maulidy mengatakan dari 64 desa yang potensi mengalami kekeringan, sudah ada 12 desa dari 5 kecamatan yang mengajukan permohonan. Lima Kecamatan itu yakni Pasongsongan, Rubaru, Talango, Saronggi dan Kota.
“Sudah ada 12 desa yang tersebar di lima kecamatan telah mengajukan permohonan suplai air bersih. Sebagian sudah kami suplai air bersih tersebut,” jelas Laili.
Ia menyampaikan, dari permohonan tersebut, pemerintah daerah telah mendistribusikan air bersih itu ke beberapa desa di kecamatan Pasongsongan, di antaranya Desa Montorna, Prancak, Lebeng Barat, Campaka.
Untuk kecamatan Rubaru, yakni Desa Mandala dan di Kecamatan Talango, yakni Desa Kombang, Desa Batuputih Daya Kecamatan Batuputih dan Desa Gunggung Kecamatan Batuan.
“Rata-rata pendistribusian air bersih ke sejumlah desa antara 2 sampai 4 tanki,” ucapnya.
Laili memastikan, semua titik rawan kekeringan menjadi pantauan pemerintah daerah. Pemkab akan terus mendistribusikan air bersih ke daerah yang memang membutuhkannya. Sebab, air bersih memang menjadi kebutuhan sehari-hari masyarakat.
“Kami siap mendistribusikan air bersih selama masyarakat memberitahu ke kami. Petugas sudah siap kapan pun,” tukasnya. [sul.gat]
