Sidoarjo, Bhirawa
Lebaran usai. Namun, makna saling memaafkan terus diterapkan. Hal inilah yang digelar SMP PGRI 1 Buduran di hari pertama masuk sekolah Rabu (9/4). Kegiatan Halal Bihalal yang rutin digelar tiap tahun ini diikuti para guru, tenaga kependidikan, murid, dan pengurus komite sekolah.
Kegiatan ini juga dihadiri pengawas SMP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sidoarjo, Abdul Gofur, S.Pd, M.Pd sebagai pembicara “Hikmah Halal Bihalal”. Dalam sambutannya Kepala SMP PGRI 1 Buduran, Indrajayanti Ratnaningsih, S.Si, M.Pd, Gr. menyampaikan kegiatan tahunan pascalebaran Hari Raya Idul Fitri merupakan momen penting untuk saling memaafkan.
Ia menambahkan di momen fitri ini, pacuan prestasi harus terus terpacu. Serta hubungan murid dan guru harus terjalin dengan baik dan saling menghormati.
Sementara itu, pengawas SMP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sidoarjo, Abdul Gofur, S.Pd, M.Pd mengapresiasi para murid yang sangat tertib dan disiplin dalam mengikuti acara. Terlebih, saat menunggu dimulai acara, para murid dengan pendampingan guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti melantunkan salawat Busro yang mempunyai banyak keutamaan.
Dikatakannya, hikmah Halal Bihalal dimulai sejak bulan Rajab. Sebagaimana amalan Rasulullah Nabi Muhammad SAW, dengan berdoa secara khusus pada bulan Rajab agar bisa bertemu dengan bulan Ramadan. Inti dari Halal Bihalal adalah supaya diampuni dosa-dosanya sebagaimana Hadist Rasulullah SAW: “Man shoma Romadonan, imanan waktisaban, ghufirollahu ma taqoddama min dambih” (Barang siapa berpuasa Ramadan, karena iman dan mencari pahala, akan diampuni dosa-dosanya terdahulu).
Disebutkan, selama menjalani ibadah puasa Ramadan, terdapat nilai-nilai karakter yang bisa diraih, yakni sabar dan jujur. Sabar untuk menahan lapar, menahan haus dahaga, menahan amarah, menahan nafsu, dan sebagaimana , dari terbit fajar samai waktu Maghrib. Jujur selama 14 jam untuk tidak makan dan tidak minum, atau hal-hal lain yang membatalkan puasa.
“Karakter sabar dan jujur tersebut supaya diteruskan. Sebab, untuk menjadi orang yang sukses, tidak cukup hanya berbekal dengan pintar dan cerdas. Namun juga harus punya karakter jujur. Apalagi jika ingin meraih sukses dunia dan akhirat. Kita bisa belajar dari orang tua atau famili kita. Jangan sampai hatinya kosong, karena hanya mementingkan dunia saja. Tidak mengenal infak dan sodakoh. Ingatlah bahwa ada ancaman neraka dari Allah SWT,”jelasnya.
Sebagai pembelajaran, Abdul Gofur menyebutkan, ada 4 kelompok manusia di dunia. Pertama, kelompok manusia yang hanya memburu uang/harta, tidak mengenal agama. Kedua, kelompok manusia yang hidupnya hanya bersandar kepada Allah SWT, ibadah terus, dan hanya berharap akhirat. Ketiga, kelompok manusia yang bekerja keras, mengumpulkan harta/uang, bukan untuk diri sendiri, tapi berbagai dengan orang lain karena sangat paham agama.
“Kelompok ketiga ini adalah manusia yang yakin bahwa rezeki itu datangnya dari Allah SWT, dan rezeki yang diperoleh tersebut bukan haknya semua. Tapi juga ada hak-hak orang lain, seperti hak fakir, miskin, serta yatim piatu. Agar manusia bisa masuk ke dalam kelompok ketuga ini, perlu doa sapu jagat (Robbana aatina fi dunya hasanah wafil akhiroti hasanah waqina ‘ada bannar),”tambahnya.
Setelah tausyiah, acara dengan para siswa ditutup dengan doa yang dipimpin oleh guru BTQ, Sutomo, S.Pd. Dilanjutkan bersalaman satu persatu antara para siswa dengan pengawas sekolah, kepala sekolah, para guru, tenaga kependidikan. Sebagai perwujudan dari kegiatan Halal Bihalal tersebut.
Pada penyampaian hikmah Halal Bihalal yang kedua tersebut, Abdul Gofur menyebutkan, Halal Bihalal sebagai momentum untuk merajut kerukunan dan kerja sama yang baik. Sebab, Idul Fitri merupakan momentum untuj menjalin dan memperkuat kerukunan sesame manusia. Rukun itu penting, karena merupakan perwujudan dari cinta kemanusiaan.
“Semangat kebersamaan dan persatuan untuk mewujudkan ukhuwah Islamiyah dan ukhuwah Basyariyah. Sebab, sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara. Jika bersaudara maka akan mendapat rahmat dari Allah SWT. Oleh karena itu, jauhilah sikap intoleransi dan tidak menghormati orang lain. Semoga kita semua tergolong orang-orang yang muttaqin, takwa kepada Allah SWT,”katanya. [ina.wwn]