Sidoarjo, Bhirawa
Serangan penyakit jantung bisa tiba-tiba, Yayasan Jantung Indonesia (YJI) Cabang Sidoarjo, Selasa (15/4) kemarin, memberikan pembinaan kepada aggota Klub jantung remaja (KJR) di Kabupaten Sidoarjo , tata cara pertolongan pertama bagi penderita penyakit jantung.
Pengurus YJI Sidoarjo, Emi Fauziah AMd KL, mengatakan pada hari pertama ada 15 KJR sekolah yang diberikan pembinaan oleh tim dari RSUD Notopuro Sidoarjo. “Untuk hari kedua, Hari Rabu, 16 April, ada 12 KJR sekolah,” kata Emi, saat pembinaan yang dilakukan di ruang delta graha Setda Sidoarjo.
Sampai saat ini di Kabupaten Sidoarjo total ada 48 KJR dibawah naungan YJI Cabang Sidoarjo. Mereka ada yang dari SMP dan SMA. Semua KJR itu berada dalam pembinaan 31 Puskesmas di Kabupaten Sidoarjo. “Para anggota KJR ini mendapat pembinaan dari tim RSUD Notopuro, cara menolong pasien penyakit jantung, sebelum tim medis datang,” kata Emi.
YJI Sidoarjo, kata Emi, mulai awal tahun 2025 ini sudah melakukan 3 kali pembinaan kepada KJR. Yang pertama pada Bulan Januari, di Pendopo Delta Wibawa Sidoarjo, yang sempat dikunjungi oleh Anisa Pohan, Ketua YJ Pusat. “Kegiatan pembinaan ini setiap tahun kita lakukan, dengan peserta yang berbeda beda,” kata ASN dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo itu.
Dokter spesialias emergency dari RSUD Notopuro Sidoarjo, dr Ivan Setiawan SPeM, yang menjadi narasumber mengatakan pertolongan yang baik dan tepat, bisa membuat penderita penyakit bisa bertahan ketika sedang mengalami serangan jantung.
Dirinya memaparkan, dari 100 orang, bila telat 1 menit, yang berhasil 98 orang. Telat 4 menit, yang berhasil 50 orang. Sedangkan bila telat 10 menit, yang berhasil 1 orang. “Telat lebih dari 10 menit, tidak mendapat pertolongan, akan bisa fatal bagi penderita yang sedang mengalami serangan,” kata dr Ivan.
Para anggota KJR Sidoarjo, dilatih membedakan, orang yang pingsan karena penyakit jantung dan orang yang pingsan biasa. Pasien penyakit jantung di RSUD Notopuro, kata dr Ivan, didominasi oleh lanjut usia, kemudian anak-anak kecil karena faktor bawaan.
Namun kalangan muda ada, namun tidak banyak. Faktornya karena salah dalam pola makan, pola hidup. Kurang olah raga dan stres. dr Ivan mengatakan agar masyarakat waspada dengan penyakit jantung, sebab meski tidak menular penyakit jantung penyakit mematikan nomor di dunia. [kus.wwn]