Makam Mbok Suwi di Desa Rejoagung, Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang, Selasa (24/06). foto: arif yulianto/bhirawa.
Jombang, Bhirawa.
Sejarah kelahiran Sang Proklamator, Ir. Soekarno atau Bung Karno di Desa Rejoagung, Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang pada 6 Juni 1902 makin terbuka. Hal ini diperkuat dengan adanya informasi tentang sosok Mbok Suwi, orang yang mengasuh Bung Karno sejak Putera Sang Fajar tersebut berusia 6 hari setelah dilahirkan.
Dan ternyata, Mbok Suwi sudah diminta agar ikut keluarga ayah Bung Karno, Raden Soekeni Sosrodiharjo, sejak ibu Bung Karno hamil tua mengandung jabang bayi Koesno atau Soekarno di Ploso melalui adik Mbok Suwi yang bernama Mbok Mira atau Mbah Mira yang bersuami orang asal Wates Kediri.
“Tapi waktu itu Nyai (Mbok) Suwi belum bisa karena ada kerepotan, kemudian baru bayi Bung Karno usia 6 hari, lalu Mbok Suwi mulai mengasuhnya,” tutur Abdul Hamid (68), cucu angkat Mbok Suwi, Selasa (24/06).
“Cerita ini saya dengar ketika Ibu saya yang bernama Bu Sa’amah ngobrol dengan Nyai Suwi,” ujar Abdul Hamid.
Abdul Hamid yang merupakan warga Desa Rejoagung, Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang itu menuturkan, Mbok Suwi meninggal dunia sekitar tahun 1964.
Dia mengatakan, ibunya yang bernama Sa’anah sebenarnya masih keponakan Mbok Suwi. Karena Mbok Suwi tidak memiliki anak, maka ibunda Abdul Hamid itu diangkat menjadi anak.
Abdul Hamid masih ingat persis, Mbok Suwi berkulit kuning.
Hal itu juga dibenarkan oleh warga Rejoagung Ploso lainnya bernama Mursyid (77).
Dia menceritakan, sekitar umur 10 tahun, dirinya masih menjumpai Mbok Suwi.
“Orangnya kuning, tinggi. Waktu ketemu tapi sudah tua, rambutnya sudah putih,” tutur Mursyid.
Sama halnya dengan Abdul Hamid, Mursyid juga menjelaskan jika Mbok Suwi tidak memiliki anak kandung.
Berdasarkan penelusuran media ini, makam Mbok Suwi berada di makam Balong Jati, Desa Rejoagung, Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang.
Makam ini ditemukan oleh penelusur sejarah Bung Karno, Binhad Nurrohmat dan keluarga Persada Soekarno Wates Kediri tahun 2024 yang lalu.
Untuk diketahui, sesuai beseluit pemerintah Hindia Belanda, Raden Soekeni Sosrodiharjo pindah ke Ploso Jombang pada tanggal 28 Desember 1901 dan menjadi mantri guru di Sekolah Ongko Loro Ploso. Raden Soekeni Sosrodiharjo dan keluarga tinggal di Ploso hingga November 1907. Setelah itu, mereka pindah ke Sidoarjo.(rif.hel)