Kab Malang, Bhirawa
Musim penghujan seperti saat ini telah membawa dampak bencana alam di wilayah Kabupaten Malang. Sebab dengan intensitas tinggi rata-rata hujan disertai angin kencang, sehingga tidak hanya terjadi banjir dan tanah longsor saja, tapi juga terjadi pohon tumbang yang telah menyebabkan kerusakan rumah, merusak atap bangunan rumah warga. Bencana ini disebut Bencana Hidrometeorologi atau bencana alam yang disebabkan oleh perubahan cuaca dan iklim ekstrem.
Menurut Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang Sadono Irawan, Selasa (25/2), musim penghujan ini kita prediksi berakhir sekitar Bulan April 2025 mendatang. Diperkirakan jumlah bencana yang terjadi akan lebih banyak dibanding periode sebelumnya. Karena pada tahun ini, sejak Januari sampai 23 Februari atau kurun waktu dua bulan sudah terjadi 53 bencana alam di wilayah Kabupaten Malang. Dengan rincian, pada Bulan Januari terjadi 40 bencana, dan di Bulan Februari ini sudah terjadi 13 bencana.
”Bencana alam yang terjadi seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang, yang mana ketiga bencana itu telah mendominasi bencana di wilayah Kabupaten Malang. Bencana alam yang menerjang Kabupaten Malang ini sejak Januari, dan kami prediksi akan berakhir pada bulan April 2025 mendatang,” ujarnya.
Menurutnya, tahun 2024 di Kabupaten Malang juga terjadi Fenomena Alam La Nina, yang menyebabkan suhu permukaan laut di Samudra Pasifik menjadi lebih dingin dari biasanya, dan La Nina merupakan kebalikan dari El Nino, yaitu fenomena pemanasan suhu permukaan laut.
Sementara, untuk di tahun 2025 ini, memang terjadi fenomena alam La Nina, namun bedanya yang sekarang ini bibit La Nina lebih kecil. Sedangkan La Nina sendiri terjadi di musim penghujan. Hal ini meneyebabkan peningkatan potensi bencana alam, seperti banjir dan tanah longsor, yang juga berdampak pada berkurangnya tangkapan ikan nelayan.
”Tapi pada umumnya ditandai dengan penurunan suhu permukaan laut, kemarau basah, yang turun curah hujan tinggi di musim kemarau, dan peningkatan curah hujan antara 20 hingga 40%. Sedangkan dari data yang kami memiliki di tahun lalu, pada Januari-April 2024 telah terjadi 73 bencana hidrometereologi,” terang Sadono. [cyn.fen]