30 C
Sidoarjo
Saturday, April 26, 2025
spot_img

Briwer, Briket Ramah Lingkungan Buatan Siswa SMAN 2 Lamongan Raih Prestasi di Kejuaraan International

Oleh:
Diana Rachamida, Surabaya

Briwer, inovasi briket ramah lingkungan berbahan dasar enceng gondok, tempurung kelapa, dan kulit singkong buatan siswa SMAN 2 Lamongan sukses menyabet prestasi membanggakan pada kejuaraan international.

Inovasi karya Mohammad Haryo Mukti, Deandra Ozora Nonika dan Nabillah Eka Safitri ini berhasil meraih Bronze Medal dan Appreciation Exhibiting pada ajang International Intellectual Property, Invention, Innovation and Technology Exposition (IPITEx) Thailand Inventors’ Day 2025, 2-6 Februari 2025 yang digelar National Research Council of Thailand (NRCT) dan dibuka secara resmi oleh Kerajaan Thailand.

Inovasi ini siswa SMAN 2 Lamongan ini pun mendapat apresiasi dari Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Aries Agung Paewai. Menurutnya, saat ini sudah semakin banyak ide-ide inovatif yang muncul dari para siswa. Artinya, iklim penelitian yang diharapkan Dindik Jatim bisa ditumbuhkan dilingkungan sekolah mulai tercapai.

Aries juga menyebut prestasi yang diraih siswa ini menunjukkan bahwa generasi muda Indonesia, utamanya Jawa Timur memiliki potensi besar dalam mengembangkan inovasi yang berdampak positif bagi lingkungan dan masyarakat.

“Selamat untuk anak-anak ku. Jangan cepat puas terus ukir prestasi membanggakan. Kembangkan penelitian. Temukan setiap solusi dari permasalahan yang ada di masyarakat dan jadikan itu peluang untuk karya inovasi kalian selanjutnya,” ujarnya, Minggu (16/2).

Dengan inovasi yang ada ini, Aries berpesan agar para siswa terus mengembangkannya. Pihaknya juga terus mendukung berbagai inovasi yang dicetuskan siswa agar memberikan manfaat kepada masyarakat dan mempermudah masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

Berita Terkait :  Wisata Tanpa Plastik

“Mau bentuknya produk ataupun aplikasi saya mendorong sekolah dan siswa untuk terus mengasah dan mengembangkan ide-ide inovatif nya. Karena hasil dari ide inovasi itu, suatu saat akan dibutuhkan masyarakat dalam kesehariannya,” tandasnya.

Sementara itu, ketua tim peneliti SMAN 2 Lamongan, Mohammad Haryo Mukti menjelaskan inovasi ini muncul sebagai solusi terhadap permasalahan limbah yang sering mencemari lingkungan terutama di perairan. Pemanfaatan eceng gondok, yang dianggap sebagai hama di sungai dan tambak, menjadi poin utama dalam inovasi ini.

“Tanaman ini dikenal tumbuh dengan cepat dan menghambat ekosistem air, sehingga pemanfaatannya sebagai bahan baku briket dapat membantu mengurangi dampak negatifnya terhadap lingkungan,” ujar siswa kelas XI yang akrab disapa Ryo ini.

Sedangkan pemanfaatan tempurung kelapa dan kulit singkong, yang selama ini menjadi limbah pertanian, juga dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas briket yang dihasilkan. Ryo juga menilai pemanfaatan tempurung kelapa dan kulit singkong juga memiliki potensi besar untuk diolah menjadi sumber energi yang lebih ramah lingkungan.

Dengan kombinasi bahan yang tepat, Briwer buatannya mampu menghasilkan briket dengan efisiensi tinggi, menjadikannya sebagai alternatif bahan bakar yang ekonomis dan berkelanjutan.

Berbeda dengan briket pada umumnya, Briket buatan Ryo dan tim yang dinamakan Briwer ini memiliki beberapa keunggulan dibandingkan briket konvensional, seperti ramah lingkungan, emosi rendah karena menghasilkan asap lebih sedikit dibandingkan briket konvensional hingga tidak mencemari udara.

Berita Terkait :  Jaga Keakurasian Penyaluran Gas, PGN Ganti Meteran MRS

Selain itu briket ini tanpa aroma menyengat, daya tahan tinggi karena memiliki struktur yang lebih padat dan tidak mudah hancur, sehingga lebih efisien dalam penggunaan, serta mudah digunakan. Artinya Briket buatan Ryo dan tim ini dapat menyala dengan mudah dan memiliki waktu bakar yang lebih lama dibandingkan briket biasa.

Inovasi ini dapat dimanfaatkan di berbagai sektor, seperti rumah tangga, industri kuliner, usaha kecil dan menengah (UKM), sektor pertanian dan perikanan, serta camping dan aktivitas outdoor.

Terkait proses pembuatan briket, Ryo menjelaskan pihaknya mulai mengumpulkan dan mengeringkan bahan baku seperti enceng gondok, tempurung kelapa dan kulit singkong. Selanjutnya proses karbonisasi. Pada tahapan ini tempurung kelapa dan kulit singkong dikarbonisasi (dibakar tanpa udara) untuk menghasilkan arang berkualitas tinggi. Sedangkan enceng gondok yang telah kering juga bisa dikarbonisasi untuk meningkatkan kandungan karbonnya.

“Proses selanjutnya adalah penghalusan dan pencampuran. Arang dari ketiga bahan tersebut dihaluskan menjadi serbuk menggunakan alat penepung atau ditumbuk secara manual. Serbuk arang kemudian dicampur dengan bubuk kulit singkong sebagai perekat alami, sehingga briket menjadi lebih padat dan tidak mudah hancur,” jelasnya.

Tahap berikutnya yakni percetakan dan pengeringan. Campuran arang dan bubuk kulit singkong dicetak menggunakan cetakan briket berbentuk silinder atau kotak. Briket yang telah dicetak dikeringkan kembali agar kadar airnya rendah, sehingga lebih mudah terbakar dan awet saat disimpan.

Berita Terkait :  Satreskrim Polres Jombang Amankan Tiga Anggota Gangster Batandos

“Setelah melalui seluruh proses kami lakukan uji kualitas dan penggunaan. Dari briket yang kami uji ini untuk memastikan efisiensi pembakaran, tingkat asap yang dihasilkan, serta daya tahannya saat digunakan,” pungkas dia. [ina.gat]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru