Disperpusip Jatim Giatkan Literasi di Berbagai Kalangan
Pemprov, Bhirawa
Provinsi Jawa Timur berada di peringkat ke tiga nasional dalam Tingkat Kegemaran Membaca (TKM).
Data tersebut dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) bertajuk “Tingkat Kegemaran Membaca Masyarakat dan Unsur Penyusunannya Menurut Provinsi di Tahun 2024”, dimana Skornya sebesar 77,15 dengan jumlah buku yang dibaca pertriwulan 5-6, pad posisi pertama dan kedua ditempati DI Yogyakarta dengan skor 79,99 dan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan skor 77,47. Senin (10/11).
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusip) Jatim, Ir. Tiat S. Suwardi, MSi, posisi ketiga tingkat kegemaran membaca Jatim jadi tren positif, di mana masyarakat mulai gemar membaca di berbagai kalangan.
“Menjadi kabar yang luar biasa, semua berkat kerja keras semua pihak, utamanya semua dinas perpustakaan kabupaten dan kota di Jatim, serta semua stakeholder dan pegiat literasi,” ujarnya.
Tiat pentingnya TKM di sebuah daerah, karena untuk mengetahui seberapa besar budaya baca dengan melihat tingkat gemar membaca warganya, dilihat juga soal faktor perilaku membaca masyarakatnya, perilaku masyarakat dalam memanfaatkan perpustakaan serta dampak membacanya.
“TKM Jatim berimbas terhadap aspek indeks pembangunan literasi masyarakat (IPLM), Indikator dinilai seputar pemerataan layanan, ketercukupan koleksi, ketercukupan tenaga perpustakaan, tingkat kunjungan masyarakat per hari, pembinaan perpustakaan, keterlibatan masyarakat dalam sosialisasi serta keanggotaan,”jelas Tiat.
Disperpusip Jatim menggiatkan layanan terpadu perpustakaan desa, sekolah, Lapas (lembaga pemasyarakatan) serta OPD di Pemprov Jatim dengan memberikan layanan pinjaman buku, saat ini sudah sekitar 6.336 buku lebih yang kita sebarkan untuk dimanfaatkan masyarakat.
“Rutin mendekatkan diri pada para siswa lewat kunjungan mobil perpustakaan keliling (MPK), dongeng keliling (dollen), Tur Keliling Perpustakaan (Tulip) dan podcast literasi, kegiatan bertujuan untuk memfasilitasi anak-anak membaca buku serta pemahaman tentang literasi secara luas, dengan itu harapkan sejak dini mereka menyukai buku, juga tidak mainan gadget saja, terus menjangkau masyarakat melalui media sosial yang kita miliki,” tutur Tiat.
Tiat menambahkan masyarakat sekarang sudah pandai mencari, mengevaluasi dan merefleksikan informasi melalui teknologi informasi seperti gadget, yang jadi persoalan, yaitu masyarakat saat ini dinilai masih lemah dalam memahami informasi.
“Butuh untuk kita dorong, supaya terbentuknya keterampilan berpikir kritis, tidak termakan informasi bohong atau hoaks, Sehingga, masyarakat mampu berpikir kritis maka mereka akan mampu memperkaya pengetahuan, mengasah kemampuan analisisnya, meningkatkan kreativitasnya dan empati serta menguatkan fondasi kewarganegaraan,” pungkasnya.
Penting dari masyarakat yang berliterasi, tambah Tiat sehingga semua akan semakin cerdas untuk membangun kemajuan diri dan bangsanya.
Sementara itu, peringkat sepuluh besar TKM sesuai data yang dirilis BPS yakni, pertama DI Yogyakarta (79,99) dengan jumlah buku yang dibaca per triwulan 5-6. Kedua, Kepulauan Bangka Belitung (77,47) dengan jumlah buku yang dibaca per triwulan 5-6.
Ketiga, Jawa Timur (77,15) dengan jumlah buku yang dibaca per triwulan 5-6. Keempat, Jawa Barat (75,07) dengan jumlah buku yang dibaca per triwulan 5-6. Kelima, Kalimantan Selatan (74,63) dengan jumlah buku yang dibaca per triwulan 5-6. Keenam, Sulawesi Selatan (74,46) dengan jumlah buku yang dibaca per triwulan 5-6. Ketujuh, Jawa Tengah (73,91) dengan jumlah buku yang dibaca per triwulan: 5-6.
Ke delapan, Kepulauan Riau (73,69) dengan jumlah buku yang dibaca per triwulan 3-4. Kesembilan, Sumatera Barat (73,30) dengan jumlah buku yang dibaca per triwulan 3-4. Dan kesepuluh, Kalimantan Utara (72,80) dengan jumlah buku yang dibaca per triwulan 3-4. Untuk skala nasional berada pada skor 72,44. Adapun untuk ILPM, Jatim berada diperingkat keenam dengan skor 78,60. Sedang skala nasional masih berada pada skor 73,52. Sehingga, IPLM Jatim masih berada pada posisi diatas nasional. [ren.gat]


