25 C
Sidoarjo
Friday, December 5, 2025
spot_img

Penanganan DBD, Harus Sinergi antar Pemerintah

HM Rusdi Sutejo
Meningkatnya jumlah kasus DBD (Demam Berdarah Dengue) di Kabupaten Pasuruan dalam dua tahun terakhir membuat Bupati Pasuruan, HM Rusdi Sutejo angkat bicara.

Untuk menangani kasus tersebut, Mas Rusdi sapaan akrabnya meminta agar penanganan pasien penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di seluruh fasilitas kesehatan (faskes) di Kabupaten Pasuruan supaya cepat ditangani dan jangan sampai terlambat terhadap penanganannya.

Artinya, semua pihak harus bersama-sama gerak cepat dalam memberantas penyakit DBD, tujuannya agar kasusnya tidak terus bertambah.

Yakni, mulai dari petugas kesehatan dari puskesmas atau Dinas Kesehatan, pemerintah desa/kelurahan hingga masyarakat harus bergerak.

“Mulai dari pencegahan hingga penanganan kedawat daruratan pasien harus cepat. Jangan sampai menunggu lama. Target kita adalah penanganan kasus DBD di Kabupaten Pasuruan bisa ditekan lebih baik,” ujar Mas Rusdi disela-sela acara pengarahan pada seluruh Kepala Unit Organisasi Bersifat Fungsional (UOBF) Puskesmas se-Kabupaten Pasuruan, di aula Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan, Selasa (10/6).

Diketahui, jumlah kasus DBD di Kabupaten Pasuruan dalam dua tahun terakhir mengalami peningkatan.

Yaitu, 724 kasus di tahun 2023 dan 824 kasus di tahun 2024. Bahkan, selama bulan mei 2025 ini tercatat sudah ada 169 orang yang dilaporkan positif DBD, dengan 1 warga dinyatakan meninggal dunia.

Dalam arahannya, seluruh puskesmas wajib melakukan tindakan pencegahan. Misalnya adalah penyuluhan kepada masyarakat dan mencari pasien yang diduga terkena DBD.

Berita Terkait :  Tolak Pembelian Mobil Dinas Baru

Tujuannya tak lain untuk mengurangi angka kasus dan mencegah komplikasi serius, bahkan kematian akibat DBD.

“Dan seluruh puskesmas harus fast response. Tidak usah nunggu waktu yang lana. Mulai dari pencegahan sampai penanganan pasien itu sendiri,” imbuh Mas Rusdi.

Tak hanya itu, pihaknya juga meminta agar selama penanganan DBD, setiap pasien wajib mendapatkan perawatan medis yang cepat dan tepat waktu, hingga penanganan di rumah sakit jika diperlukan.

“Makanya, dengan tindakan yang cepat dan tepat, saya harap kasus DBD di Kabupaten Pasuruan dapat dikendalikan dan risiko kematian akibat DBD dapat diminimalisir,” tegas Mas Rusdi

Pejabat nomer satu di Kabupaten Pasuruan ini juga meminta kerja sama antara pemerintah daerah, dalam hal ini Dinkes bersama pemerintah desa dan masyarakat harus sinergis.

Itu sebagai wujud melibatkan pihak terkait dalam upaya pencegahan dan penanganan DBD.

Termasuk dengan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) sekaligus sosialisasi kepada masyarakat tentang bagaimana meningkatkan kebersihan lingkungan dalam mendukung menurunnya kasus DBD di kabupaten

“Misalnya, dalam hal fogging 2×24 jam usai ditemukan kasus DBD, sudah bisa dilakukan. Serta pembersihan genangan air, 3M atau 4M plus untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti, harus ditingkatkan. Hal ini, agar sebaran kasus DBD bisa terus ditekan,” tambah Mas Rusdi. [hil.gat]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru