Jakarta, Bhirawa
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa, bersama jajaran pengurus dan panitia kongres melakukan silaturahmi dengan Presiden RI Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (14/1/2025).
Dalam pertemuan istimewa ini, secara khusus Khofifah menyampaikan undangan sekaligus memohon kehadiran Presiden Prabowo untuk membuka dan memberikan pengarahan pada kegiatan akbar Kongres XVIII Muslimat NU di Kota Surabaya pada 11-16 Februari 2025 mendatang.
“Alhamdulillah kami diterima langsung oleh Bapak Presiden Prabowo. Tujuan dari sowan kami hari ini adalah mohon kerawuhan beliau pada pembukaan Kongres yang insyaallah akan dilaksanakan pada 12 Februari bulan depan,” tegas Khofifah.
Lebih lanjut mantan Menteri Sosial ini menyebut kegiatan akbar ini akan dihadiri Jamaah Muslimat NU dari 532 cabang Muslimat NU di seluruh Indonesia, 37 pengurus wilayah setingkat provinsi serta 11 pimpinan cabang istimewa yang ada di luar negeri serta perwakilan perangkat Muslimat NU, yaitu Yayasan Kesejahteraan Muslimat NU (YKMNU) yang sejak 1953 mengelola klinik, rumah sakit dan panti asuhan Muslimat NU.
Selanjutnya Yayasan Pendidikan Muslimat NU (YPM NU) yang mengelola lembaga PAUD, TK, RA, TPQ serta balai latihan ketrampilan serta pesantren mahasiswa. Yayasan Haji Muslimat NU yang mengelola KBIH, Yayasan Himpunan Daiyah Majelis Ta’lim Muslimat NU yang mengelola Mahelis Ta’lim dan forum hafidhoh serta Koperasi An Nisa’ Muslimat NU.
“Tentu menjadi kehormatan dan kebanggaan bagi kami semua di Muslimat NU jikalau Bapak Presiden berkenan hadir dan memberikan arahan dan penguatan bagi Muslimat NU yang anggotanya adalah ibu-ibu yang menjadi elemen penting negeri ini,” ujarnya.
Tidak hanya itu, Khofifah juga menyampaikan bahwa dalam Kongres XVIII Muslimat NU mendatang, akan ada peluncuran dua program nasional. Yakni Mustika Mesem (Muslimat Cantik Mengentaskan Kemiskinan Ekstrem) dan Mustika Darling (Muslimat Cantik Sadar Lingkungan).
Sedangkan program Mustika Mesem adalah program rantangan berisi makanan lengkap seperti nasi, sayuran, dan lauk-pauk dari Muslimat NU untuk diberikan pada masyarakat yang teridentifikasi sebagai miskin ekstrem.
Selain itu Khofifah juga mencontohkan inisiatif jamaah Muslimat NU berupa sedekah telur sebagai bentuk kontribusi langsung kepada masyarakat miskin ekstrem dan anak-anak yang mengalami stunting.
“Jadi ini salah satu format bagaimana program Mustika Mesem bisa memberikan sapaan kepada mereka yang terindikasi stunting tapi juga memberikan penyapaan kepada mereka yang di dalam data di desa itu kategori miskin ekstrem atau stunting,” kata Khofifah.
Sedangkan Program Mustika Darling mengedukasi masyarakat agar setiap kegiatan Muslimat NU seperti pengajian tidak meninggalkan sampah. Memilah dan melakukan olahan dari sampah. Sehingga setiap Muslimat NU di Indonesia diharapkan juga melakukan hal yang sama.
Sementara itu, program Mustika Darling mengedepankan kesadaran lingkungan melalui pengelolaan sampah yang dilakukan oleh kader Muslimat NU di berbagai daerah.
Khofifah menjelaskan bahwa para kader Darling di setiap pengajian akan melakukan pemilahan sampah hingga membersihkan sampah di lingkungan sekitar.
Dalam pertemuan itu, Presiden Prabowo pun memberikan apresiasi atas berbagai inisiatif yang dijalankan oleh Muslimat NU, yang dinilai menyentuh langsung kebutuhan masyarakat di tingkat akar rumput.
“Alhamdulillah tadi Bapak Presiden memberikan apresiasi luar biasa karena hal-hal yang sering dianggap kecil ini dipikirkan oleh Muslimat NU. Karena jaringannya luas, kita berharap efektivitas program ini akan bisa terasa lebih signifikan,” ujar Khofifah dalam keterangannya kepada awak media usai pertemuan.[tam]