27 C
Sidoarjo
Wednesday, December 18, 2024
spot_img

Spirit Membangun Solidaritas Kemanusiaan Internasional

Refleksi Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN)

Oleh :
Oman Sukmana
Guru Besar, Ketua Prodi S3 Sosilogi dan Dosen Prodi Kesejahteraan Sosial, FISIP-UMM

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa setiap tanggal 20 Desember diperingati sebagai Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN). Peringatan HKSN 2024 Indonesia dengan tema utamanya adalah “Kuatkan Solidaritas Menuju Indonesia Emas”, dengan beberapa sub tema yakni antara lain “Kesetiakawanan Sosial Memperkuat Ketahanan Sosial Nasional”.

Bertepatan dengan itu, di tingkat global tanggal 20 Desember juga ditetapkan sebagai Hari Solidaritas Kemanusiaan Internasional (International Human Solidarity Day-IHSD). Hari Solidaritas Kemanusiaan Internasional merupakan peringatan tahunan yang menekankan pentingnya persatuan, kerja sama, dan tanggung jawab bersama dalam mengatasi tantangan global. Disadari bahwa dengan bekerja sama dalam solidaritas, dapat menciptakan dunia yang lebih baik untuk semua dan mencapai tujuan bersama, termasuk perdamaian, keadilan sosial, dan pembangunan berkelanjutan.

Dewasa ini, bangsa Indonesia dan dunia sedang menghadapi berbagai ancaman bencana, baik bencana alam, non alam, dan bencana social. Khusus bangsa Indonesia di berbagai wilayah sedang mengalami bencana alam, seperti banjir, longsor, dan asbegainya. Sementara dalam kontek global, dunia sekarang sedang ditandai oleh bencana social, yakni konflik bersenjata, ketegangan politik, dan krisis kemanusiaan yang semakin meluas, yang mendegradasi rasa kemanusiaan dan solidaritas global.

Di berbagai belahan dunia, masyarakat terjebak dalam situasi yang penuh kekerasan dan ketidakpastian, yang mengakibatkan hilangnya nyawa, pengungsian massal, dan penderitaan yang mendalam. Konflik yang berkepanjangan ini tidak hanya merusak infrastruktur fisik, tetapi juga menghancurkan ikatan sosial dan nilai-nilai kemanusiaan yang seharusnya menyatukan umat manusia. Dalam konteks ini, penting bagi komunitas internasional untuk bersatu dan mencari solusi yang berkelanjutan guna mengembalikan perdamaian dan memperkuat solidaritas di antara bangsa-bangsa.

Berita Terkait :  Siaga Cuaca Ekstrem

Konsep kesetiakawanan sosial, secara umum, mengacu pada rasa saling peduli, dukungan, dan kerjasama antar individu atau kelompok dalam masyarakat. Kesetiakawanan merupakan aspek yang penting dalam menciptakan ikatan sosial yang kuat, di mana anggota masyarakat saling membantu dalam berbagai situasi, baik dalam keadaan normal maupun dalam situasi krisis. Kesetiakawanan sosial pada hakikatnya merupakan suatu kemauan untuk bersatu dalam solidaritas sosial, kesamaan nasib, dan saling peduli dan berbagi yang dilandasi kerelaan, kesetiaan, toleransi, dan tidak diskriminatuf dalam membangun persaudaraan masyarakat majemuk Indonesia.

Kesetiakawanan sosial juga sangat erat dalam membangun solidaritas kemanusiaan. Dalam pandangan Emile Durkheim, solidaritas sosial adalah kesetiakawanan yang menunjuk pada satu keadaan hubungan antara individu dan atau kelompok yang didasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama yang diperkuat oleh pengalaman emosional bersama. Solidaritas sosial, khususnya solidaritas social mekanik merupakan bentuk solidaritas sosial yang didasarkan pada suatu “kesadaran kolektif” (collective consciousness) bersama yang menunjuk pada adanya kepercayaan bersama, cita-cita, dan komitmen moral bersama.

Dalam pandangan penulis, bangsa Indonesia paling tidak memiliki dua modal sosial dalam membangun spirit kesetiakawanan dan solidaritas kemanusiaan internasional (global), yakni:

Pertama, bahwa salah satu tujuan nasional Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah turut menjaga perdamaian dunia. Komitmen ini mencerminkan semangat diplomasi yang diusung oleh Indonesia, yang berupaya untuk menciptakan stabilitas dan ketenteraman di antara negara-negara. Dalam konteks ini, Indonesia aktif berpartisipasi dalam berbagai misi perdamaian internasional dan organisasi global, seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Dengan menjunjung tinggi prinsip non-intervensi dan menghormati kedaulatan negara lain, Indonesia berperan sebagai mediator dalam konflik dan berkontribusi pada upaya penyelesaian yang damai. Melalui langkah-langkah ini, Indonesia tidak hanya memperkuat posisi sebagai negara berdaulat, tetapi juga menunjukkan tanggung jawabnya sebagai anggota komunitas internasional yang peduli terhadap keamanan dan keadilan global.

Berita Terkait :  PP 28 Tahun 2024:antara Peluang dan Risiko

Kedua, bahwa bangsa Indonesia dikenal memiliki jiwa kesetiakawanan social, solidaritas social, dan semangat filantropi yang sangat tinggi. Hal ini tentu saja menjadi modal social yang sangat baik dalam mengembangkan kesetiakawanan sosial di Indonesia. Modal sosial adalah suatu serangkaian nilai atau norma-norma informal yang dimiliki bersama diantara para anggota suatu kelompok masyarakat yang saling terkait, yang didasarkan pada nilai kepercayaan, norma, dan jaringan sosial. Dalam pandangan Fukuyama (2002), modal sosial merupakan suatu kapabilitas yang muncul dari kepercayaan di dalam sebuah masyarakat secara umum.

Mengacu kepada survey yang dilakukan oleh sebuah lembaga internasional independen, yakni Charities Aid Foundation (CAF), bangsa Indonesia dinobatkan sebagai bangsa yang paling dermawan (filantropis) di dunia. Hasil survey CAF menunjukkan bahwa secara berturut-turut, sejak tahun 2018 hingga tahun 2024 ini, Indonesia menduduki rangking pertama sebagai bangsa yang paling dermawan (filantropis) di dunia. Adapun indicator kedermawanan (filantropis) yang menjadi dasar survei CAF tersebut yakni antara lain mepiluti aspek jumlah penyumbang uang terbanyak, perilaku menolong orang tidak dikenal, dan meluangkan waktu untuk peduli atas orang lain. Laporan tersebut mencatat, Indonesia berada di peringkat pertama dengan skor WGI sebesar 74, Kenya menempati posisi kedua dengan skor 63, kemudian disusul Singapura di tempat ketiga dengan skor 61, dan berturut-tururt Negara paling dermawan yang masuk sepuluh besar meliputi: Gambia, Nigeria, AS, Ukraina, Australia, Uni Emirat Arab, dan Malta.

Berita Terkait :  Siapa Butuh Asuransi?

Maka, bangsa Indonesia yang dikenal sebagai salah satu bangsa paling dermawan di dunia ini, memiliki potensi dan modal yang kuat untuk memelopori gerakan membangun kesetiakawanan dan solidaritas kemanusiaan global. Indonesia memiliki kemampuan untuk menjadi jembatan dalam memfasilitasi kolaborasi internasional yang berfokus pada bantuan dan dukungan bagi mereka yang membutuhkan. Melalui berbagai inisiatif sosial, program bantuan kemanusiaan, dan kerjasama antarnegara, Indonesia tidak hanya menunjukkan kepeduliannya terhadap sesama, tetapi juga menginspirasi bangsa lain untuk turut berkontribusi dalam menciptakan dunia yang lebih baik. Dengan semangat kebersamaan dan solidaritas, bangsa Indonesia memiliki peluang besar untuk berperan aktif dalam upaya global mengatasi tantangan kemanusiaan dan memperkuat hubungan antarbangsaā€¦(***)

———– *** ————

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berita Terbaru

spot_imgspot_imgspot_img