26 C
Sidoarjo
Thursday, April 10, 2025
spot_img

Pasar Sapi Guyangan Nganjuk Masih Buka dan Beroperasi

Nganjuk, Bhirawa.
Pasar merupakan sendi perekonomian masyarakat, di mana masyarakat berdagang melakukan jual beli yang memutar roda perekonomian. Tak terkecuali Pasar Hewan Kedondong, Kecamatan Bagor yang terkenal dengan sebutan Pasar Sapi Guyangan dan hanya buka di Hari Pasaran Pon ini tetap beroperasi, pada Selasa Pon (21/1) dengan pengawalan ketat dari Tenaga Kesehatan Hewan (Nakeswan) Dinas Pertanian Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Nganjuk.

Terlihat sapi – sapi yang baru datang disemprot dengan cairan disinfektan oleh para nakeswan juga kendaraannya, kemudian diperiksa mantri atau dokter hewan, jika dinyatakan sehat maka sapi boleh di bawa masuk ke dalam pasar.

”Itu Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku di Pasar Sapi Guyangan ini, hal ini juga berlaku di Pasar Hewan Warujayeng. Sapi yang baru datang disemprot dan diperiksa sudah dapat vaksin atau belum, jika dinyatakan sehat sapi boleh masuk pasar,” ungkap Ari Yudha, dokter hewan Dinas Pertanian.

Yudha menjelaskan, jika terdapat sapi diindikasi sakit terkena PMK tidak di perkenankan masuk, baik sapi dari lokal Nganjuk atau sapi dari luar, itu sudah menjadi kesepakatan di antara peternak sapi, pedagang, pengurus pasar dan dinas Pertanian bidan peternakan. Untuk sapi dari lokal Nganjuk terdapat plastik berisi barcode di tindihan telinga sapi, yang berisi alamat, umur dan berapa kali di vaksin.

Berita Terkait :  20 Tahun Tsunami Aceh, KPI Ajak TV dan Radio Masifkan Edukasi Kebencanaan

Penyakit Kuku dan Mulut (PKM) pada sapi diantaranya gejala, mengeluarkan air liur berlebih (ngeces), lepuh di mulut (sariawan), pincang atau malas bergerak. PMK dapat menyebabkan luka pada kaki, gusi, lidah, dan mukosa mulut. Luka pada kaki dapat membuat sapi sulit berjalan, sedangkan luka pada mulut dapat membuat sapi tidak mau makan dan minum.

Meskipun, ada temuan sapi terindikasi PMK, pihak pasar tetap memutuskan untuk tetap beroperasi namun, pengawasan ketat dari nakeswan dengan menerapkan protokol kesehatan hewan.

”Kami juga melakukan edukasi kepada pedagang serta peternak mengenai pentingnya menjaga kesehatan hewan, dan tiap minggunya sapi yang terindikasi PMK semakin sedikit, kalo pasar tutup nanti kami kan malah tidak kerja,” canda dokter Yudi.

Adanya PMK ternyata juga berimbas pada para peternak sapi pedaging ini, hal ini di ungkapkan oleh Juwito, Ketua paguyuban peternak dan pedagang sapi di pasar Guyangan ini. Efek dari PMK ini berimbas pada turunnya harga jual sapi, satu sampai dua juta di banding harga sapi saat kondisi normal.

”Adanya nakes hewan yang berjaga di depan pasar melakukan semprotan disinfektan dan memeriksa sapi yang masuk untuk memastikan terpapar PMK atau tidak membuat penjual dan pembeli sapi ini merasa aman bertransaksi, ya semoga wabah PMK ini bisa cepat selesai, sehingga perekonomian pasar sapi Guyangan ini bisa normal seperti sediakala,” harap Juwito yang ternyata juga Bayan desa ini.

Berita Terkait :  Sudah Inkrah, Kejari Kota Madiun Musnahkan BB Tindak Pidana Narkotika dan Obat

Langkah cepat pemerintah daerah melalui Dinas Pertanian Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan dalam menghadapi wabah PMK patut mendapat apresiasi. Setidaknya dengan masih buka dan beroperasinya pasar sapi Guyangan ini dapat menyumbang retribusi untuk menambah pundi pendapatan asli daerah (PAD). [dro.fen]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru