28 C
Sidoarjo
Friday, November 22, 2024
spot_img

Mufti Anam Ajak Publik Bumikan Nilai-nilai dalam Empat Pilar Kebangsaan

Anggota MPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Mufti Anam dalam sosialisasi “Empat Pilar Kebangsaan” yang digelar di Kabupaten Pasuruan.

Pasuruan, Bhirawa
Anggota MPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Mufti Anam menilai, pembumian dan penerapan nilai-nilai yang terkandung dalam “Empat Pilar Kebangsaan” menjadi salah satu kunci dalam menghadapi berbagai tantangan zaman. Empat pilar kebangsaan tersebut adalah Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, UUD 1945, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Peenerapan empat pilar kebangsaan sangat relevan dalam memperkuat bangsa ini menghadapi beragam tantangan zaman,” ujar Mufti Anam dalam sosialisasi “Empat Pilar Kebangsaan” yang digelar di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, pada 23 Juni 2024 lalu, yang diikuti perwakilan beragam komunitas dan elemen masyarakat, mulai dari santri, anak muda, kelompok perempuan, dan komunitas dunia usaha.

Mufti optimistis, bila kita semua konsisten menerapkan nilai-nilai dalam empat pilar kebangsaan, kehidupan bangsa bisa terus bergerak maju. “Dan InsyaAllah kita bisa melewati beragam tantangan serta dinamika zaman,” kata mantan ketua umum HIPMI Jawa Timur tersebut.

Dia menjelaskan, konsolidasi empat pilar ini pertama kali dilakukan oleh almarhum Taufiq Kiemas saat beliau menjadi Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) periode 2009-2014. Taufiq Kiemas adalah tokoh bangsa dari PDI Perjuangan.

“Empat pilar kebangsaan tersebut selaras dengan karakter dan kepribadian bangsa, karena memang keempat pilar itu bersumber dan tidak tercerabut dari kepribadian serta kearifan lokal rakyat Indonesia,” ujar pengurus GP Ansor tersebut.

Berita Terkait :  Warga Kwangsan dan Sekitarnya Sepakat Pilih Wali Kota yang Sudah Kenal

Mantan aktivis Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) itu mencontohkan Pancasila yang merupakan satu dari empat pilar tersebut. Pancasila, papar Mufti, adalah ideologi bangsa, falsafah hidup, dan dasar negara, yang digali Bung Karno dari kebudayaan dan kearifan lokal bangsa Indonesia. Pancasila pertama kali dicetuskan oleh Bung Karno dalam pidato 1 Juni 1945.

“Pancasila bersumber dan digali dari rakyat Indonesia sendiri, dari tradisi dan kearifan warga Indonesia. Sehingga ini relevan bagi kehidupan bangsa kita. Misalnya bagaimana anak muda kita membangun gotong royong dan kepedulian. Coba tengok tetangga kanan dan kiri, jangan sampai ada yang kesusahan, atau bahkan tak bisa makan. Mari saling bantu sesuai nilai yang ada di Pancasila,” jelasnya. [iib]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berita Terbaru

spot_imgspot_imgspot_img