Kota Madiun, Bhirawa
Umur Harapan Hidup (UHH) di Kota Madiun cukup tinggi. Yakni, mencapai 75,40 tahun di 2023 lalu. Artinya, setiap bayi yang lahir di Kota Madiun memiliki harapan hidup sampai berusia 75 tahun lebih. UHH juga terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal itu tak lepas dari perhatian Pemerintah Kota Madiun pada kesehatan warganya. Baik dari sejak dalam kandungan hingga memasuki usia senja.
“Terkadang yang Lansia itu terlupakan karena dinilai sudah tidak produktif. Tetapi kalau di Kota Madiun, yang Lansia pun kita perhatikan,” kata Subkoor Pemberdayaan dan Peningkatan Keluarga Sejahtera Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan KB Kota Madiun, drg Fitaria Andrini, Selasa (16/7).
Fitria panggilan drg Fitria Andini mengatakan, memang tengah mendampingi para lansia di kawasan wisata Sumber Umis. Setidaknya ada 30 Lansia dari Kelurahan Klegen. Kegiatan ini merupakan bagian dari materi Sekolah Lansia Tangguh (Selantang). Layaknya sekolah, para lansia tersebut juga mendapatkan materi selama 12 kali pertemuan.
“Untuk materinya berganti terus. Mulai soal kesehatan, keagamaan, bagaimana mengelola stres, kerajinan, budidaya, bertanam, memasak, hobi, dan wisata. Total ada 12 pertemuan. Hari ini merupakan materi terakhir yakni wisata. Prinsipnya, lansia itu harus happy,” ungkapnya.
Pematerinya pun juga beragam sesuai dengan materi yang dijadwalkan. Misalnya terkait budidaya dengan pemateri dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian. Kegiatan terbukti memberikan dampak positif. Selain banyak kegiatan, para lansia tersebut terbukti bisa mengelola stres dengan baik. Hal itu tentu berdampak pada kesehatan. Tak heran, UHH di Kota Madiun juga terus meningkatkan.
“Saat ini sementara baru ada dua Selantang. Yakni, Selantang Rejomulyo dan Klegen. Harapannya, ke depan semua kelurahan juga punya sendiri-sendiri,” harapnya.
Fitria menyebut Lansia yang sudah menyelesaikan 12 materi itu akan masuk ke tingkat dua. Itu seperti yang berjalan di Selantang Rejomulyo. Mereka sudah menyelesaikan tingkat satu dan saat ini sedang berjalan tingkat dua. Sementara, Lansia lain yang belum pernah mengikuti, akan dikumpulkan untuk mengikuti Selantang tingkat pertama angkatan selanjutnya.
Dikatakannya, satu angkatan memang dibatasi hanya 30 Lansia agar pembelajaran maksimal. Lansia lain akan diikutkan kelas selanjutnya. ”Untuk tempat kegiatan menyesuaikan. Kalau hanya bersifat penyampaian materi biasanya di salah satu rumah yang telah disepakati,” jelasnya.
Selantang, lanjutnya, diharapkan bisa memberdayakan lansia agar tangguh. Yakni, lansia yang Sehat, Mandiri, Aktif, Produktif, dan Bermartabat (SMART). Artinya, Lansia tidak menjadi beban tetapi bisa turut aktif dalam menjalani kehidupan.
“Lansia tidak hanya harus sehat, tetapi bagaimana usia senja tersebut bisa dimanfaatkan untuk hal-hal yang positif dan menjadi lansia yang tangguh,” tandasnya. [dar.fen]