Sumenep, Bhirawa
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. H. Moh. Anwar Sumenep, dr. Erliyati, M.Kes, mendapatkan penghargaan pada ajang SMSI Award 2025. Ia mendapatkan penghargaan karena dinilai mampu melakukan transformasi layanan selama memimpin rumah akit milik daerah itu.
Penghargaan tersebut diberikan dalam rangkaian acara SMSI Award 2025 dan Pelantikan Pengurus SMSI se-Madura 2025 yang digelar di Pendopo Agung Keraton Sumenep beberapa waktu lalu. Meski mendapatkan penghargaan, tapi dr. Erliyati, M.Kes berhalangan hadir karena sedang menjalani ibadah haji ke tanah suci Mekkah. Penghargaan itu diwakili oleh staf bagian informasi RSUD setempat.
Ketua SMSI Sumenep, Wahyudi, menjelaskan, di bawah kepemimpinan dr. Erliyati, RSUD Sumenep telah menunjukkan perubahan besar dalam pelayanan publik, bahkan menjadi rujukan pasien di wilayah Madura. “Transformasi RSUD dr. H. Moh. Anwar bukan hanya soal bangunan fisik. Tapi juga menyentuh manajemen, mutu layanan, hingga peningkatan profesionalisme SDM. Ini membuat RSUD Sumenep menjadi kebanggaan masyarakat Madura,” kata Wahyudi, Minggu (01/06).
Wahyudi menyampaikan, salah satu inovasi unggulan yang menjadi penilaian adalah Layanan Operasi Bedah Tanpa Pisau bagi penderita tumor tiroid jinak. Layanan ini menjadi satu-satunya di Pulau Madura, dan di Jawa Timur hanya tersedia di RSUD dr Soetomo Surabaya dan RSUD Sumenep. “Ini menunjukkan keunggulan visi dan eksekusi dari dr. Erliyati. Tidak banyak rumah sakit daerah yang mampu menghadirkan layanan seperti ini,” ucapnya.
Lebih lanjut ia menerangkan, inovasi lainnya seperti Layanan Poli Nyeri dengan Dokter Spesialis Unggulan, yang juga menjadi layanan langka dan satu-satunya di Madura. Penghargaan tersebut merupakan bentuk apresiasi kepada tokoh yang benar-benar memberi dampak nyata dan positif bagi masyarakat Sumenep. “Semoga dengan penghargaan ini, sektor pelayanan publik lainnya juga terinspirasi untuk terus berinovasi sesuai dengan harapan masyarakat,” tegasnya.
Sementara itu, dr. Erliyati menyampaikan, penghargaan tersebut sebagai salah satu cambuk untuk terus melakukan inovasi pelayanan diinternal rumah sakit. Tentunya, penghargaan tidak akan diterima jika pelayanan hanya berjalan stagnan dan bahkan menurun. “Selain bangga, penghargaan ini juga menjadi pemicu kami agar terus meningkatkan pelayanan. Pelayanan bagi masyarakat menjadi tanggung jawab kami ke depan dan kami juga meminta agar semua masyarakat mendukung terhadap rumah sakit,” kata Erliyati. [sul.ca]